Mandarnesia.com — Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara akan memberikan kuliah umum bertema Nasionalisme di Era Digital yang bertempat di Graha Widya Wisuda Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin, (24/9/2018). Kuliah umum ini dijadwalkan dimulai pada jam 08.30 WIB.
Rudiantara bakal memaparkan tentang perkembangan industri kreatif sektor teknologi digital yang kini semakin digandrungi di hadapan sekitar 3.000 mahasiswa dan sivitas akademika. Juga mengenai peranan teknologi digital yang dinilai mampu menjadi tameng nasionalisme dari serbuan budaya asing, radikalisme dan intoleransi.
Menurut Menteri Kominfo, “Keberlangsungan NKRI teramat sangat penting, mengingat bahwa Indonesia adalah negara besar yang diprojeksikan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia utama dunia dalam beberapa tahun mendatang,” sebut Rudiantara dalam siaran pers, 23 September 2018.
Rudiantara sitat mandarnesia.com menyatakan, Pemerintah dan dunia pendidikan harus bahu-membahu menumbuhkan dan mendampingi anak-anak muda. “Untuk memiliki passion teknopreneur dan menjadi tenaga kerja yang memiliki keterampilan digital yang mampu memandang permasalahan masyarakat sebagai tantangan untuk diselesaikan dan dimonetisasi,” katanya.
Kuliah umum Nasionalisme di Era Digital akan dibuka oleh Rektor IPB Arif Satria. Selain itu, dijadwalkan juga dihadiri oleh tiga pelaku bisnis start up dari generasi muda yaitu Vice Presiden of Product Bukalapak Zakka Fauzan, CEO Impact Digital Fahri Amirullah dan CEO etanee.id Herry Nugraha.
Ketiganya juga akan menjadi pembicara talkshow entrepreneur tentang industri kreatif bisnis pemanfaatan teknologi digital dalam rangkaian agenda kuliah umum Nasionalisme di Era Digital di IPB.
Menurut Direktur Kerja Sama dan Hubungan Alumni IPB Heti Mulyati, pelaksanaan kuliah umum Nasionalisme di Era Digital dengan mengundang Menkominfo Rudiantara guna mengetahui kebijakan yang ada di pemerintahan mengenai arus perkembangan teknologi agar sivitas akademika IPB dapat mengetahui dinamika perkembangan digital dan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Di tengah era teknologi digital semua informasi bersifat terbuka dan dapat diakses oleh siapa saja, menurut Heti, sivitas akademika IPB harus memiliki sikap antisipasi agar jangan sampai melunturkan rasa nasionalisme serta tetap memikirkan bagaimana caranya Indonesia bisa maju. (sp/231)
Foto: Kemenkominfo