Reporter: Sudirman Syarif
MAMUJU, mandarnesia.com —
Kecamatan keras muncul dari berbagai kalangan atas aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (28/3/2021).
Ketua Keluarga Besar Putra-Puteri Polri (KBPPP) Sulawesi Barat Suaib menegaskan, aksi teror adalah tindakan biadab yang tidak bisa disangkutpautkan dengan agama tertentu.
“Karena tidak satupun agama yang mengajarkan tentang kekerasan, hal itu adalah murni perbuatan oknum yang tidak bertanggung jawab,” kata Suaib.
Masyarakat diharap tetap tenang dan tidak terprovokasi ataupun menyebarkan informasi yang tidak valid, karena akan merugikan banyak orang.
“Mari kita percayakan kepada yang berwenang (kepolisian) untuk segera mengungkap motifnya, karena saya percaya Polisi akan mampu menyelesaikan masalah ini. Sebab itu masyarakat jangan mudah terhasut, karena jelas ini adalah murni kriminal yang bisa saja memecah rasa persatuan dan kesatuan kita,” tegasnya.
Kepada para korban, ia menyampaikan belasungkawa dan rasa prihatin sedalam-dalamnya dan berharap kasus tersebut dapat segera terselesaikan.
Sebanyak 9 orang menjadi korban dalam ledakan tersebut. Sebagian kini dirawat di beberapa rumah sakit. Dari lokasi ledakan di Jalan Kajolalido, tubuh pelaku bom bunuh diri hancur dan berserakan.
Korban terdiri atas 5 petugas gereja dan 4 jemaat. Kesembilan korban luka dalam ledakan bom bunuh diri sedang dalam perawatan di beberapa rumah sakit di Kota Makassar seperti dikutip dari Kompas.com
Kecaman serupa juga datang dari Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Barat Muflih B Fattah. “Mengutuk keras tindakan bom bunuh diri tersebut. Ini merupakan tindakan terorisme yang bisa mencederai kerukunan serta kedamaian yang selama ini kita bingkai dalam moderasi beragama.”
Menurutnya, agama apapun atau dengan dalil apapun tidak dapat membenarkan aksi bom bunuh diri. Hal tersebut adalah tindakan yang keji dan sangat bertentangan dengan agama apapun.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Sulawesi Barat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan umat dengan tidak terprovokasi atas kejadian tersebut. Ia juga berharap kepada para tokoh agama untuk mengambil peran strategis dan menjadi penopang agar masyarakat tetap hidup rukun dan damai dalam bingkai persatuan Indonesia.
Sehingga moderasi beragama tetap bisa terjaga dan terawat dengan baik. “Semoga bom bunuh diri segera terungkap siapa dalangnya, dan aparat kepolisian segera dapat mengungkapnya. Sehingga stabilitas keamanan kembali kondusif apalagi ini sudah mendekati bulan suci Ramadan.”
Foto: Istimewa