Mandarnesia.com — Gempabumi telah terjadi pada pk. 17:02 WIB (10:02 UTC), hari Jumat 28/09/2018 di Sekitar Palu-Donggala, Sulawesi Tengah. Gempabumi ini menurut berbagai sumber (BMKG, GFZ, USGS) bermagnitude M 7.5 – 7.7, berpusat di sekitar 0.178 LS; 119.840 BT pada kedalaman 10 km. Bencana luar biasa ini terjadi di zona sekitar Sesar Palu-Palukoro dengan kecepatan geser sekitar ~10 mm/th.
Foto: FB
Menurut Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT, Wahyu W. Pandoe dalam laman bppt.go.id gempabumi ini mekanismenya sesar geser dengan arah dominan Barat Laut – Tenggara dengan perkiraan empiris luas bidang patahan 125 x 20 km^2. Dengan kedalaman dangkal sekitar 10 km, maka nilai asumsi kekakuan batuan adalah rendah.
Gempabumi ini menurutnya, momen magnitudenya adalah sekitar 2.5×10^20 Nm yang enerjinya setara dengan 3×10^6 Ton-TNT atau 200 kali Bom atom Hiroshima.
Berdasar simulasi model (analitik-numerik), sitat mandarnesia.com Sabtu (29/9/2018), Palu – Kabupaten Donggala dsk mengalami deformasi vertikal berkisar antara -1.5 sd 0.50 m. Daratan di sepanjang pantai di Palu Utara, Towaeli, Sindue, Sirenja, Balaesang, diperkirakan mengalami penurunan 0.5-1 m dan di Banawa mengalami penaikan 0.3cm. Gempabumi ini berpusat di darat dengan sekitar 50% proyeksi bidang patahannya berada di darat dan sisanya di laut. Komponen deformasi vertikal gempabumi di laut ini berpotensi menimbulkan tsunami.
Berdasarkan hasil model, tinggi tsunami di sepanjang pantai antara beberapa cm hingga 2.50 m. Tsunami berpotensi lebih tinggi lagi karena efek turunnya daratan di sekitar pantai dan amplifikasi gelombang akibat batimetri serta morfologi teluk.
“Masyarakat perlu waspada atas gempabumi susulan dan potensi keruntuhan infrastruktur/bangunan di sekitarnya, serta terus memantau dan mengikuti informasi dari otoritas resmi BMKG/BNPB/BPBD setempat,” himbau Deputi TIRBR BPPT.