Isu penting kedua yang terungkap dalam survei LSI Denny JA pada bulan Mei 2023, untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir, elektabilitas Ganjar menurun.
Sejak Mei 2022, elektabilitas Ganjar cenderung naik dalam serial survei LSI Denny JA. Pada Mei 2022, elektabilitas Ganjar masih di bawah Prabowo di angka 27.9%, kemudian cenderung naik, hingga puncaknya pada Januari 2023 dengan elektabilitas sebesar 37.8%.
Di bulan Mei 2023, elektabilitas Ganjar turun di angka sebesar 31.9%.
𝐀𝐝𝐚 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐚𝐥𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐩𝐚 𝐝𝐮𝐤𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐆𝐚𝐧𝐣𝐚𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐫𝐮𝐧.
(1) 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮, 𝗲𝗳𝗲𝗸 𝗻𝗲𝗴𝗮𝘁𝗶𝗳 𝗯𝗮𝘁𝗮𝗹𝗻𝘆𝗮 𝗜𝗻𝗱𝗼𝗻𝗲𝘀𝗶𝗮 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝘁𝘂𝗮𝗻 𝗿𝘂𝗺𝗮𝗵 𝗽𝗶𝗮𝗹𝗮 𝗱𝘂𝗻𝗶𝗮 𝗨-𝟮𝟬.
Batalnya Indonesia sebagai tuan rumah memang bukan keputusan Ganjar, namun keputusan dari FIFA.
Namun pernyataan Ganjar yang ikut menolak keikutsertaan Israel sebagai peserta Piala Dunia U-20, dianggap sebagai salah satu faktor penyebab batalnya Indonesia sebagai tuan rumah.
Di berbagai media sosial, Ganjar dikritik bahkan di-bully. Di antara tiga capres itu, Ganjar tokoh pertama yang mengalami hantaman keras, kadang dengan kata yang pedas di media sosial akibat sikap politiknya untuk dunia sepakbola.
Survei menunjukan bahwa 72% publik menyatakan kecewa gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah. Dari mereka yang menyatakan kecewa, Ganjar Pranowo dianggap sebagai orang yang paling disalahkan atas gagalnya Indonesia sebagai tuan rumah.
Mayoritas publik Indonesia yang merupakan penggemar bola juga mendukung kemerdekaan Palestina. Tapi mengorbankan kepentingan nasional Indonesia menjadi tuan rumah Sepak Bola Dunia U-20 dengan tak mau menerima tim Israel bermain di sini, sementara dubes Palestina di Indonesia saja bisa memahami, itu dianggap oleh mayoritas yang marah sebagai nasionalisme yang lebai (berlebihan).
(2) 𝗞𝗲𝗱𝘂𝗮, 𝗺𝘂𝗻𝗰𝘂𝗹𝗻𝘆𝗮 𝗽𝗲𝗿𝘀𝗲𝗽𝘀𝗶 𝗯𝗮𝗵𝘄𝗮 𝗚𝗮𝗻𝗷𝗮𝗿 𝗯𝘂𝗸𝗮𝗻 𝘁𝗶𝗽𝗲 𝗽𝗲𝗺𝗶𝗺𝗽𝗶𝗻 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝘂𝗮𝘁.
Status Ganjar yang dideklarasikan dan dibincangkan publik sebagai “petugas partai” melemahkan persepsi personal Ganjar.
Ganjar dinilai sebagai pemimpin yang tidak mampu mengambil keputusan sendiri karena harus berkonsultasi atau direstui dulu setiap keputusannya oleh Ketua Umum partainya. Bahkan dalam FGD LSI Denny JA, ada yang menyatakan bahwa Ganjar hanyalah calon boneka.
Sebenarnya tak ada yang salah dengan pernyataan capres sebagai petugas partai. Tapi persepsi politik sudah terbentuk bahwa presiden itu bukan petugas partai. Ia pemimpin seluruh bangsa yang melampaui kepentingan partai.
(3) 𝗞𝗲𝘁𝗶𝗴𝗮, 𝗯𝘂𝗿𝘂𝗸𝗻𝘆𝗮 𝗸𝗶𝗻𝗲𝗿𝗷𝗮 𝗚𝗮𝗻𝗷𝗮𝗿 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻𝗶 𝗺𝗮𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗸𝗲𝗺𝗶𝘀𝗸𝗶𝗻𝗮𝗻 𝗱𝗶 𝗝𝗮𝘄𝗮 𝗧𝗲𝗻𝗴𝗮𝗵.
Data menunjukan bahwa Jawa Tengah adalah provinsi kedua termiskin di pulau Jawa.
Kemiskinan di Jawa Tengah pada tahun 2022, mencapai 10.98%. Bahkan angka kemiskinan Jawa Tengah ini melampaui rata-rata angka kemiskinan nasional. Angka kemiskinan nasional pada tahun 2022 sebesar 9.57%.
Ganjar dipersepsikan gagal menangani kemiskinan, yang menjadi salah satu isu penting dan prioritas bagi publik. Jika menangani kemiskinan di satu provinsi Jawa Tengah saja dianggap gagal, bagaimana bisa mensejahterakan 38 provinsi di Indonesia?