Bina 75 Ponpes
Dirjen IKMA menambahkan, sejak tahun 2013, program Santripreneur telah membina sebanyak 75 pondok pesantren dan 9.988 santri. Upaya ini diyakini dapat menumbuhkan wirausaha sektor IKM dari lingkungan ponpes.
“Pesantren dan para santri yang ada di pondok merupakan potensi yang dapat dikembangkan dengan stimulus yang tepat guna dan tepat sasaran. Kami melihat banyak pesantren yang sudah dapat memenuhi kebutuhan internal pesantren bahkan memiliki unit bisnis yang juga melayani kebutuhan luar pesantren,” paparnya.
Berdasarkan data Global Entrepreneurship Index 2019, Indonesia saat ini berada di peringkat 75 dalam hal kewirausahaan di antara 137 negara. Posisi Indonesia naik 14 peringkat dibanding tahun sebelumnya dan memiliki kenaikan peringkat tertinggi dibanding negara-negara ASEAN lainnya.
“Ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat, terutama bagi para santri untuk bersama-sama membangun ekosistem kewirausahaan yang lebih baik. Oleh karena itu, kami mendorong agar para santri selepas lulus dari pondok tidak hanya menjadi guru di Mushola atau Masjid tapi juga menjadi seorang Santripreneur,” terang Gati.
Menurut Dirjen IKMA, unit industri yang dijalankan oleh ponpes akan bertambah maju jika dikelola dengan baik, karena didukung dengan lokasi yang strategis berada di sekitar pemukiman penduduk. “Jadi, bisa menjalankan wirausaha di bidang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang, Wahyu Setianto, menyampaikan, pihaknya menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada Ditjen IKMA Kemenperin atas penyelenggaraan kegiatan bimbingan teknis wirausaha IKM berbasis Pondok Pesantren di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Menurutnya, melalui kegiatan tersebut, dapat mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren dan menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di kalangan santri maupun alumni santri dan juga menguatkan ekonomi produktif berbasis industri serta melahirkan wirausaha baru di kalangan pondok pesantren.
“Apalagi di tengah era beradaptasi dengan kebiasaan baru saat ini, recovery ekonomi daerah menjadi fokus kita saat ini. Karena itu, skema-skema pelatihan atau bimtek untuk menumbuhkan wirausaha baru dan peningkatan kapasitas pelaku IKM diiringi dengan pemberian bantuan peralatan dan mesin produksi akan mengakselerasi pergerakan para pelaku IKM,” jelasnya.
Sumber : Siaran Pers Kemenperin
Ketpot : Dirut Baznas, M Arifin Purwakananta (tengah) didampingi Kepala Divisi Pendayagunaan Baznas, Randi Swandaru (kanan) dan Kepala Baznas Microfinance, Noor Azis (kiri) meluncurkan program Santripreneur di Jakarta, Senin (22/10/2018). -Foto: Istimewa