Reportase Haji 2024 M|1445 H
Oleh: Usman Suhuriah
TPHD Sulbar melaporkan dari Mina
Usai wukuf di Arafah (9 Zulhijjah 1445), lalu mengambil kerikil dan bermalam di Muzdalifa (10 Zulhijjah 1445 H). Maka para jamaah segera beranjak ke Mina untuk melontar jumrah.
Apa makna di balik ritual melontar jumrah. Atau ke Jamarah untuk melempari tiga pilar batu. Apa esensinya?
Seperti diketahui bahwa ritual melontar jumrah, memiliki nilai penting dalam keyakinan agama (Islam). Dan saat menunaikan haji, ritual ini memang sifatnya wajib.
Mengutip umrah.com ; melontar jumrah di Mina, menyebut bahwa makna yang terkandung dari ritual ini adalah hendak mencontoh ketaatan saiyyidina Ibrahim (AS) terhadap perintah Allah SWT. Nabi Ibrahim melempari setan dengan batu ketika setan-setan itu melarangnya untuk mengorbankan putranya Nabi Ismail.
Hal itu kemudian menunjuk ke simbol tiga pilar batu. Masing-masing disebut ; Jamarah al-‘Ula, Jamarah al-Wusta, dan Jamarah al-Kubra. Ketiganya dikenal dengan istilah al-‘Aqabah.
Dengan itu, masing-masing Jamarah melambangkan pengorbanan yang penting. Jamarah pertama menandai godaan kepada Saiyyidina Ibrahim untuk tidak mengorbankan putranya sesuai perintah Allah SWT. Lalu, Jamarah kedua melambangkan godaan Hajrah (AS), ibu Nabi Ismail (AS) dan istri kedua Nabi Ibrahim (AS). Jamarah ketiga melambangkan godaan Nabi Ismail (AS) agar tidak dikurbankan. Tetapi meski demikian, kerasnya setan itu melakukan godaan namun gagal dalam ketiga hal tersebut.
Selanjutnya disebut, makna Jamarat dapat ditarik dari akar kata Jamrah (arab). Yang secara harfiah berarti sepotong kecil kerikil. Namun, dicatatkan bahwa makna melempar jamarat itu bukanlah pada ketiga pilar itu, melainkan tipu daya setan (setan) dan kejahatan batin hendak dilempar.
Saat melempari Jamarat, dimaknainya bahwa setiap orang dituntut bertekad untuk tidak mengulangi dosa yang pernah dilakukan. Bertekad untuk “mengusir” kejahatan batin yang cenderung membuatnya melampaui batas.
Pesan penting ke jamarat untuk melempar ketiga pilar batu, tentu bukan ritual belaka? Tetapi ritual ini mengandung harapan bahwa melontar jumrah sejatinya menjadi sprit untuk bersungguh-sungguh (istiqomah) menghindarkan diri oleh hebatnya godaan setan.
Memberi pesan bahwa melempar jumrah bukanlah dengan tujuan lain tetapi merupakan praktek melempari setan ke dalam batin sendiri-sendiri. Semoga, Wallahu a’lam.