Reporter: Sudirman Syarif
MAMUJU, mandarnesia.com — Wakil Direktur Jaringan Suara Indonesia (JSI) Popon Lingga Geni membuka data hasil survei tahun 2019 bakal calon bupati dan wakil bupati di Pilkada Mamuju tahun 2020. Hasilnya, Habsi Wahid unggul jauh dari bakal calon lain di angka 60 persen.
“Apa yang disampaikan Habsi saat apel akbar relawan Habsi-Irwan bahwa elektabilitasnya 60 persen benar adanya,” kata Popon, Rabu (26/2/2020). “Lembaga Logos Lolitica memberi data yang salah atau salah dalam mengutip data. Saya juga ingin bertanya dari mana saudara Maenunis mendapatkan hasil Survey JSI yang salah?”
Popon mengatakan dari data yang dipegang Maenunis, disebutkan bahwa dalam survey JSI, elektabilitas Habsi Wahid pada simulasi delapan pasangan calon hanya berada diangka 49 persen. Sedangkan jika head to head Sutinah diangka 41,6 persen.
Popon menguraikan, dalam data JSI posisi elektabilitas petahana (Habsi Wahid) tunggal adalah 49,1 persen jika ada delapan nama dan 58,4 persen jika head to head.
Sementara untuk Siti Sutinah antara 15,2 persen jika ada delapan nama dan 19,1 persen. Jika head to head melawan Habsi Wahid. Popon mengatakan jika simulasi berpasangan, tingkat elektabilitas Habsi -Irwan dalam rentang 56,8 persen (Tiga pasang) sampai 60.0 persen (head to head).
“Semua data terlampir. Jadi sebenarnya, tidak ada yang salah dalam statement Habsi Wahid dalam apel akbar, karena memang data survei menyatakan demikian,” jelasnya.
Terpisah, Sekertaris DPW Nasdem Sulbar, Muhammad Jayadi juga menilai dan tidak pernah meragukan apa yang disampaikan Habsi Wahid saat apel akbar relawan terkait elektabilitas, 60 persen itu sudah tepat. Bahkan bisa hingga ke angka 65 persen sesuai trend dinamika pergerakan relawan Habsi-Irwan.
“Kami menegaskan klaim itu sudah betul, dan sebetulnya target kita menyentuh angka 70 persen, sesuai trend dinamika pergerakan tim,” pungkasnya.
Sebelumnya Direktur Logos Politica, Maenunis Amin menganggap bahwa bakal calon bupati Habsi Wahid, telah melakukan pengaburan hasil survei lembaga yang digunakannya.
“Baik dalam survey JSI ataupun Poltracking per Desember 2019 lalu, Habsi-Irwan tidak pernah menyentuh angka 60 persen. Kalau survey JUE, kami tidak kenal lembaga apa dan dari mana itu. Habsi terindikasi melakukan misleading information yang menciderai kajian akademik survey,” katanya melalui keterangan tertulis, Selasa, (25/2) lalu.