Reporter : Andriani
MAJENE, mandarnesia.com — Lomba pidato menggunakan bahasa Mandar diikuti peserta dari delapan kecamatan yang ada di Majene.
Yang bakal menarik dari lomba pidato bahasa Mandar ini adalah munculnya dialog atau aksen dari masing-masing daerah asal atau kecamatan. Semua kecamatan yang ada di Majene masing-masing mempunyai kekhasan. Hal ini menjadi ciri kebudayaan dalam khasanah budaya daerah Mandar.
Kepala Bidang Pengembangan Kebudayaan Disbudpar M. Yasin menyampaikan, lomba itu bertujuan mengembangkan kembali OPK (Obyek Pemajuan Kebudayaan). Hal tersebut dikemukakan pada saat Disbudpar Majene melakukan desk di Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi RI.
Peserta berasal dari satu orang pengurus TP PKK kecamatan. Entah itu pengurus kecamatan, kelurahan atau pun desa yang wajib disertai SK sebagai pengurus. Durasi bagi tiap peserta 5-7 menit.
Kadis Budpar Majene Andi Beda Basharoe menekankan, “Tentu akan ada standar penilaian dari dewan juri yang harus dipahami oleh semua peserta.
“Pelaksanaan lomba pidato bahasa Mandar tahun sebelumnya mendapat apreseasi dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, karena dibuat dalam kemasan yang cukup menarik,” terang Andi Beda.
Materi atau tema lomba yang diberikan kepada peserta sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Peserta diharap menggunakan sentuhan sutra Mandar saat tampil berpidato.
“Panitia pelaksana, dan peserta tetap mematuhi protokol kesehatan, supaya kita semua dapat terhindar dari paparan Covid-19,” harap Andi Beda.