Jika dua kawasan yang diamuk gempa bumi ini tak ditangani sebagaimana cara menangani bencana Aceh, niscaya proses pemulihan sosial-ekonomi di Lombok dan Sulteng akan merangkak lama. Bagaimana anda membayangkan sebuah daerah yang luluh lantak seperti itu akan sanggup berdiri kukuh tanpa sebuah sentuhan yang luar biasa. Tajuk Rencana surat kabar “Suara NTB” yang penulis baca di perjalanan pun mengeluh soal ini.
Di Dusun Lekok, warganya memang masih bertahan dengan kesabaran tinggi, mereka bernaung di rumah atau hunian sementara. Atau, warga di pantai Sire yang mengisahkan kisahnyan kepada penulis, ketika malam yang selama ini begitu tenang berubah menjadi ketakutan usai guncangan gempa.
Bohawaria, seorang ibu Dusun Sire menuturkan kisah yang dialaminya dalam bahasa Lombok. Meski penulis hanya mampu mengerti sebagian. Tangan, dan mimiknya melukiskan komposisi penderitaan pascagempa, rumahnya yang seluas 6X7 meter telah runtuh.