Mamuju, mandarnesia.com — Pengurus Ikatan Guru Indonesia (IGI) terus melakukan pendampingan dan mengawal proses hukum yang melibatkan salah seorang guru SMPN 6 Kalukku, Harlawan. Hal tersebut Ditegaskan Wakil Ketua Umum PP IGI Mira Pasolong yang dua hari terakhir berkoordinasi dengan keluarga korban bersama pengurus IGI lainnya.
Menurutnya, kasus yang mulai bergulir sejak Selasa lalu dinilai akan menjadi preseden buruk bagi guru-guru apabila tidak ditangani dengan serius.
“Guru adalah profesi. Jika ada seorang guru yang dianiaya saat sedang melaksanakan tugas, terlebih di lingkungan sekolah, maka yang sakit bukan hanya guru yang bersangkutan, tetapi semua yang berprofesi sebagai guru. Maka sudah menjadi kewajiban organisasi guru untuk mendampingi guru yang jadi korban,” kata Mira kepada mandarnesia.com, Jumat (15/3/2019).
Sebagai langkah awal pendampingan, Kamis sore, jajaran pengurus IGI menyambangi kediaman Harlawan. Dalam pertemuan tersebut, dipastikan bahwa pukulan di bahu siswa sama sekali tidak menyebabkan cedera. Terbukti siswa tersebut tetap berkativitas di sekolah seperti biasa, setelah meminta maaf dan berdamai dengan Harlawan.
Maka pemukulan yang dilakukan oleh orang tua siswa keesokan harinya, Selasa, 12 Maret 2019, di luar perkiraan korban dan pihak sekolah.
Seperti hari ini, beberapa pengurus IGI berkoordinasi dengan Bupati Mamuju Habsi Wahid dan juga ke Polres Mamuju untuk memastikan kasus tersebut masih tetap berlanjut.
Senada dengan Mira, Ketua Umum PP IGI, Muhammad Ramli Rahim, berharap agar kasus tersebut tetap dilanjutkan. “Ini preseden buruk buat perlindungan guru, kalau sampai berakhir damai. Selama benar, maka lanjutkan,” imbuh pria kelahiran Maros ini memberi dukungan terhadap pengurus IGI Sulawesi Barat.
Reporter: Sudirman Syarif