MAMUJU, mandarnesia.com — Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris DP belum berniat ikut dalam bursa bupati dan wakil bupati Kabupaten Majene Tahun 2020 mendatang. Idris memilih mengurus daerah dengan skala lebih besar.
“Kalau dorongan sampai sekarang masih ada kelompok masyarakat yang mengharapkan saya sebagai putra daerah Majene untuk berkontribusi secara kongkret. Tapi saya merasa Sulbar menjadi satu perjuangan dari awal, termasuk saya yang ada di dalamnya,” kata Idris kepada mandarnesia.com, Sabtu (22/6/2019).
Menurutnya, biarlah rumah besar (Sulbar) diperkuat dulu, Majene juga akan mendapatkan manfaat dari penguatan Sulbar.
“Jadi sampai sekarang saya secara khusus belum sampai ke arah situ. Bagaimana sikap saya, masih fokus, baru-baru aja kita masuk provinsi dengan sejuta masalah,” ungkapnya.
Saat ditanya, apakah ada tawaran dari partai politik untuk maju di Pilkada Majene, lelaki kelahiran Ulumanda itu menjawabnya secara gamblang, namun tak menyebut tawaran datang dari partai mana saja.
“Banyak kawan-kawan saya di partai, sejumlah pembicaraan, kenapa, apa masalahnya, kenapa tidak maju, kami berharap anda maju. Saya bilang secara umum mereka punya hak, namun dipahami secara pribadi saya juga punya hak untuk mengatakan priority, mana yang harus diutamakan,” urainya.
Ia berpendapat, semakin banyak nama bursa calon bupati beredar, semakin bagus. Karena akan melahirkan pemimpin dari hasil perasan yang banyak. “Biasanya kalau melalui lubang jarum yang kecil dengan orang-orang terseleksi akan melahirkan pemimpin yang berkualitas.”
“Saya pernah katakan, jangan sampai Majene meniru Makassar dengan kotak kosong. Karena tidak ada pendaftar, karena itu kita pikirkan berikut, jangan-jangan karena kotak kosong lalu bergerak hatinya ke situ untuk masuk ke situ. Tapi untuk sementara masih banyak figur yang lain yang (dapat) mengelola Majene, termasuk yang sekarang. Majene kabupaten yang sudah tua,” tuturnya.
Sementara untuk arah Pemilihan Gubenur, Idris belum memiliki bayangan. “Masih lama, kalau saya ndak salah itu Pilgub nunggu mundur ke periode 2024. Belum ada gambaran kira-kira seperti apa, siapa tahu ada kebijakan baru. Tapi poin saya sekali lagi, belum tebersit di pikiran,” tutupnya.
Reporter: Sudirman Syarif
Foto: FB Kominfo Sulbar