Reporter: Sudirman Syarif
MAMUJU, mandarnesia.com — Indonesia Corruption Watch (ICW) mengaku kehilangan delapan aktivis antikorupsi. ICW menduga aktivis lembaga nirbala ini leyap setelah dekat dengan Istana Negara.
Delapan tokoh itu Teten Masduki mantan pegiat antikorupsi, yang saat ini menjabat Koordinator Staff Khusus Presiden, Johan Budi, mantan juru bicara KPK yang menjadi Anggota DPR dari PDIP yang hilang sejak masuk “perut banteng.”
Ifdhal Kasim, mantan pegiat Hak Asasi Manusia yang menjabat Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden, Fadjroel Rachman mantan pegiat pro demokrasi yang menjabat Komisaris Utama perusahaan BUMN PT Adhi Karya, Alexander Lay mantan pengiat reformasi hukum yang saat ini menjabat Anggota Dewan Komisaris Pertamina.
Kemudian, Jaleswari Pramodhawardani mantan pegiat reformasi militer saat ini Deputi V Kantor Staf Presiden, Andrinof Chaniago mantan pegiat reformasi kebijakan publik yang menjabat Komisaris Utama Bank BRI, dan Abetnego Tarigan, mantan penggiat lingkungan hidup yang menjabat Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden.
Lewat akun Instagram resmi @sahabatICW mengunggah tulisan beserta foto beberapa aktivis antikorupsi yang sekarang menjadi anak buah Presiden.
“Mohon bantuan teman-teman @kontras_update untuk menemukan para senior yang terhormat ini, karena mereka telah pergi tanpa pesan di tengah kegentingan kerja-kerja pemberantasan korupsi dan penegakan hak asasi manusia,” tulis akun ICW Kamis, 12 September 2019, dengan tagar #TolakRevisiUUKPK dan #SaveKPK.
Unggah delapan foto para tokoh antikorupsi dan HAM menyertakan tulisan yang cukup menohok telah di like 10.326 pengguna instagram dan mengundang 410 komentar.
“Kalo laper mereka galak, kalao kenyang bego,” komentar @muhsaifulanam.
“Apakah istana membahayakan? Hampir semua aktivis hilang karena terlalu dekat dengan sitana,” @kan_razu.
Sementara @etank_masiruru meberi komentar nyiyir keberadaan Johan Budi “Hilang sejak masuk ke perut banteng,” si admin bisa saja.
Foto: Instagram sahabat ICW