Ibu Agung Hj. Andi Depu : Simbol Perlawanan Rakyat dan Nasionalisme

Ibu Agung Hj. Andi Depu dan Ruwaeda

Setelah periode inipun Mandar mengalami perubahan secara administratif seperti nasib wilayah celebes yang lebih dahulu ditaklukkan melalui ekspedisi militer. Terlebih pada saat I Calo Ammana Wewang ditangkap dan dibuang ke Belitung (Arsip Nasional, Memori Van Overgave H.N.A. Swart, hal. 14), Tertangkapnya Ammana I Wewang juga tidak lepas dari konflik internal yang terjadi di Mandar saat itu. Mandawari yang memberikan informasi terkait gerakan Ammana I Wewang menjadi salah satu penyebab tertangkapnya Ammana I Wewang. Dalam tahun yang sama pula, Mandawari sebagai raja yang “diakui” oleh Belanda menandatangani kontrak perjanjian dengan pihak Pemerintah Kolonial Belanda. Korteverklaring tersebut ditandatangani pada tanggal 2 Agustus 1906 (Arsip Nasional, Kontrak Balanipa No 662).

Pengakuan atas Pemerintah Kolonial Belanda dan diangkatnya Mandawari sebagai Mara’dia Balanipa merupakan awal di kuasainya Balanipa bahkan Mandar. Ekspedisi Militer tersebut menyasar beberapa kerajaan yang saat itu masih berstatus sebagai “negara aliansi” diantaranya Bone, Luwu, Soppeng, Gowa, Ajatappareng, masenrempulu dan Mandar (Indisch Militair Tijdscriff, De Expeditie naar Zuid-Celebes in 1905-1906). Pemerintah Kolonial Belanda memulai persiapan ekspedisi di Bone pada tanggal 18 Oktober 1904-14 Juni 1905, berangkat pada tanggal 14 Juni-13 Juli 1905, berikutnya pasukan dari Batavia, Semarang dan Surabaya di berangkatkan ke Bone pada tanggal 13 Juli-18 Juli 1905. Pasukan ekspedisi tersebut berada dibawah komando S.S. Van Riemsdijk. Selanjutnya pasukan ini mendarat di Patiro pada 19 Juli-26 Juli 1905 (Indisch Militair Tijdschrift, de expeditie naar Zuid-Celebes in 1905-1906, Eerste Gedeelte De actie in en Boni). Ekspedisi militer yang dilakukan oleh Pemerintah Kolonial Belanda secara bertahap dilakukan dan mendarat di beberapa tempat. Pasukan tidak hanya menara di Patiro tetapi juga di Bajoe pada tanggal 27 juli-28 juli 1905. Selanjutnya penaklukkan Watampone sebagai ibukota terjadi pada 30 Juli-21 Agustus 1905, pada ekspedisi ini, wilayah Balangnipa Sinjai juga menjadi sasaran dari pasukan Belanda yakni pada tanggal 9 Agustus-18 Agustus 1905 (Indisch Militair Tijdschrift, de expeditie naar Zuid-Celebes in 1905-1906, Eerste Gedeelte De actie in en Boni). (Bersambung)

Foto : Panitia Pengusulan Pahlawan Sulbar Tahun 2017