Halo ASSAMI: Layanan Pengaduan Persampahan di Polewali Mandar

oleh
oleh

MANDARNESIA.COM, Polewali – Penanganan sampah di Kabupaten Polewali Mandar menunjukkan tren positif selama 100 hari pertama kepemimpinan Bupati H. Samsul Mahmud. Berbagai langkah strategis tengah dijalankan untuk mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam program Halo ASSAMI.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) saat ini tengah mempersiapkan revitalisasi TPA Binuang menjadi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), serta pembangunan TPST baru di Sattoko, Kecamatan Mapilli. Kedua TPST ini diharapkan mampu mengolah sampah menjadi komoditas bernilai ekonomi dan membuka peluang pendapatan bagi masyarakat.

TPST Binuang saat ini memasuki tahap pembangunan hanggar pemilahan sampah serta pengadaan incinerator ramah lingkungan. Sementara itu, TPST Sattoko telah melalui proses pembebasan lahan dan pembangunan akses jalan. TPST Binuang ditargetkan mulai beroperasi pada November 2025 dengan kapasitas 60 ton per hari.

Pengurangan Titik Pembuangan Liar

Sejak TPA ditutup, tumpukan sampah kerap terlihat di beberapa titik di Polewali Mandar. Namun, kondisi ini perlahan membaik. Di Kecamatan Polewali, dari 15 titik pembuangan liar, kini tersisa hanya 3 titik. Di Kecamatan Wonomulyo, tinggal 1 titik yang tersisa, yaitu di sekitar Pasar Ikan.

Kemajuan ini tidak lepas dari kerja keras petugas kebersihan DLHK yang secara rutin melakukan pengangkutan sampah sembari terus memberikan edukasi kepada masyarakat untuk berlangganan layanan penjemputan sampah.

“Semua armada kebersihan—mobil dan motor roda tiga—beroperasi setiap hari dengan sistem berlangganan 3–4 kali penjemputan per minggu, sesuai tarif Perda Nomor 1 Tahun 2024,” kata Imam Wahyudi, salah satu sopir armada DLHK.

Meski demikian, Imam mengakui kendala tetap ada. “Kadang kami harus bekerja sambil kehujanan dan jalanan berlumpur, terutama di lokasi pembuangan sementara,” ujarnya.

Kolaborasi dan Inovasi Penanganan Sampah

DLHK juga menggandeng komunitas pemuda dan relawan lingkungan seperti Komunitas Laut Biru dan Polewali Mandar Peduli Sampah (MAPIA). Kolaborasi ini menghasilkan berbagai inisiatif seperti aksi bersih pantai dan laut serta pembentukan KSM Obat Sampah yang setiap hari mengelola 5–7 ton sampah dari sekitar 1.000 pelanggan, dan membuka lapangan kerja bagi 20 warga kurang mampu.

Dukungan juga diberikan untuk pengembangan usaha daur ulang limbah plastik di LKW Matappa, Kecamatan Wonomulyo. Di tempat ini, limbah plastik diolah menjadi produk rumah tangga seperti ember, baskom, gayung, dan tali rafia.

Layanan Pengaduan Melalui HALO ASSAMI

DLHK membuka saluran pengaduan dan informasi yang terintegrasi dengan layanan resmi Pemkab Polewali Mandar melalui HALO ASSAMI. Masyarakat bisa menyampaikan aduan terkait sampah, termasuk pembuangan liar, tidak berlangganannya warga, atau kendala layanan, melalui WhatsApp ke nomor 0811-4243-300 atau datang langsung ke Kantor DLHK pada hari kerja.

Kepala DLHK, Moh. Jumadil Tappawali, menyampaikan permohonan maaf jika ada keterlambatan layanan pada hari-hari besar keagamaan karena petugas diberi kesempatan berkumpul bersama keluarga. Ia juga memastikan bahwa petugas akan lembur setelah libur panjang untuk mengangkut volume sampah yang meningkat.

“Kami sadar belum sempurna. Tapi kami terus berbenah. Petugas kebersihan juga manusia yang bekerja dalam keterbatasan. Kami berharap masyarakat ikut terlibat menjaga kebersihan Polewali Mandar yang kita cintai ini,” pungkas Jumadil. (Rls/WM)