JAKARTA-Sekertaris Jenderal (Sekjen) Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menegaskan, tidak setuju jika aturan delapan jam selama lima hari diterapkan seluruh sekolah di Indonesia.
Hal itu dikatakan Retno melalui pesan messenger, Jumat (16/6/2017) kemarin. Menurutnya, FSGI mengkritik keras kebijakan tersebut karena tidak berorientasi pada hak-hak anak Indonesia yang hidup di pedesaan.
“Indonesia bukan Jakarta. Indonesia juga bukan hanya kota. Kebijakan tersebut berangkat dari pikiran masyarakat yang hidup di kota besar. Tidak melihat fakta, bahwa di negeri ini jutaan anak harus membantu orang tuanya sepulang sekolah,” tegas Retno, kepada mandarnesia.com.
Banyak daerah yang angkutan umum beroperasi hanya sampai pukul 15.00. Banyak anak tidak sabar menanti saat bermain dengan teman-temanya di lingkungan rumah dan lain sebagainya. Dan banyak anak yang orang tuanya tidak mampu membekali makan siang.
“Bagi saya, kualitas pendidikan itu tidak ditentukan oleh lamanya belajar di sekolah. Apalagi bayak sekolah di Indonesia yang sarana dan prasarananya tidak memadai untuk anak betah di sekolah,” ujarnya.
Harusnya, keputusan tersebut diterapkan di sekolah tertentu, secara sarana dan prasarana bermain, beribadah, dan istirahat yang memadai.
“Seperti, memiliki kantin yang sehat dan layak,” ungkapnya.
#SudirmanSyarif-BusriadiBustamin