Laporan: Wahyudi Muslimin
WONOMULYO, mandarnesia.com — “Alhamdulillah saya bisa hadir di sini dalam keadaan sehat walafiat di tengah pandemi covid yang melanda dunia tak terkecuali Indonesia. Saya gembira sekali diundang atas inisitaf dari rekan saya saudara Senator Ajbar. Acara ini menjadi pondasi dari bangsa kita,” jelas Fadel Muhammad saat mengawali ceramah Gedung Rotan Polis Wonomulyo, Kamis (24/06/2021).
Wakil Ketua MPR RI Prof. Fadel Muhammad saat memulai sambutan, dia menyebutkan tentang perlunya pondasi yang kuat, dalam membangun bangsa ini. Pondasi itu telah menjadi kesepakatan di MPR yang terdiri dari anggota DPR RI dan DPD RI.
“10 pimpinannya bersepakat bahwa kita harus terus menjelaskan kepada masyarakat agar supaya memahami betul dengan baik, dan kemudian menyebarkan lebih luas lagi tentang Pancasila yang merupakan ideologi bangsa kita, UUD 45 sebagai pegangan. Bila DPR dan DPD bertentangan UU dapat dibatalkan oleh konstitusi,” tegas Fadel.
Katanya, bangsa ini mulai dari Sabang sampai Merauke, NKRI ini sering digoyahkan dalam berbagai isu yang muncul. Dengan energik dia mengajak peserta sosialisasi empat pilar untuk terus menjaga kesatuan dalam menjaga NKRI.
“Kita sedih ketika kehilangan Timur-Timur, sekarang Papua terus diganggu, goncangan itu selalu ada, jangan sampai itu dipisahkan lagi dari kita, sehingga untuk NKRI harus dirapatkan barisan” tegasnya lagi.
Mantan Gubernur Gorotalo dua periode itu menambahkan bahwa republik ini terdiri dari berbagai suku bangsa. Dia menyebut dirinya sebagai orang Gorontalo namun istrinya orang Betawi, Senator Ajbar dari Mandar.
“Bhineka tunggal Ika itu menjadi simbol kita,” tambahnya.
Sebagai pimpinan MPR dia selalu menggunakan simbol itu, sehingga seluruh suku tetap menyatu, Menurutnya ini merupakan pondasi dalam membangun bangsa ini. Tantangan terbesar kita saat ini adalah tantangan kesehatan dengan adanya virus korona.
“Saya baru kembali dari Rusia untuk minta supaya vaksinasi Sputnik V dari Rusia bisa cepat masuk ke Indonesia, kita mendesak Presiden untuk segera bisa disuntikkan ke daerah” ungkapnya.
Tantangan yang kedua adalah pertumbuhan ekonomi yang anjlok gara-gara virus corona, sehingga semua kegiatan melambat. “Kami di MPR tiap dua bulan rapat dengan Presiden membicarakan masalah yang muncul, seperti masalah ekonomi yang saat ini mandek atau tidak tumbuh,” tambahnya.