Laporan: Wahyudi Muslimin
JUDUL di atas ungkapan seorang Ajbar saat didaulat menjadi keynote speaker pada seminar UMKM dan Entrepreneurship Tahun 2021 dihelat dengan tema “Bangun Jiwa Entrepreneur dalam Semangat Geliat UMKM sebagai Solusi Membangun Pilar Ekonomi Bangsa di Tengah Pandemi“ di aula Kecamatan Tapango, Jumat (11/06).
Senator Ajbar membuka dengan mengapresiasi gerakan mahasiswa Tapango yang berani mengadakan kegiatan seminar UMKM ini.
“Luar biasa, gerakan mahasiswa Tapango, sungguh luar biasa. Bagi saya ini potensi luar biasa, enterprereur itu harus dikerjakan, tidak dibicarakan tapi membutuhkan pengetahuan dan keilmuan,” sebutnya saat membuka paparannya di ratusan peserta seminar.
Dia juga membuka satu kalimat bahwa jangan memulai sesuatu bila ragu-ragu karena hasilnya juga akan ragu-ragu atau bisa diragukan.
Sebagai keynote speaker dia banyak menceritakan pengalaman-pengalamannya sebagai pengusaha. Dia menjelaskan peluang-peluang usaha pada hitungan ekonomi, pun banyak menyebutkan peluang usaha.
“Kita berharap ada proyeksi usaha, sekarang ada pinjaman modal kerja, bank akan memberikan pinjaman bila perencanaan mampu didesain dan dikonsolidasikan dengan baik. Dibuatkan perencanaan bertahap diajukan ke bank dan selanjutnya pihak bank akan bisa memberikan pinjaman sesuai perencanaan usaha yang ditawarkan jadi uangnya tidak ke mana-mana,” jelasnya.
Ajbar lalu mengisahkan bagaimana dia mampu menjadi katalisator atas perkebunan pepaya California yang dirintis di Desa Napo. Bagaimana dia mampu meyakinkan masyarakat untuk memulai hal baru seperti memanfaatkan lahan untuk ditanami pepaya California.
“Sekarang perkebunan pepaya itu sudah berhasil, itu atas bantuan bank tentu dibuatkan perencanaan yang matang sehingga pihak bank yakin untuk memberikan bantuan modal. Sehingga yang diperlukan sebelum memulai usaha adalah mencari pasarnya dulu dan langsung MoU bila sudah dapat pasarnya sehingga kita tidak ragu dalam berusaha,” paparnya.
Menurutnya Tapango, memiliki sektor yang pertanian yang tidak terseok ketika keganasan pandemi menyerang. Menurutnya di masa pandemi usaha yang bertahan adalah sektor pertanian yang bisa bertumbuh bagus.
“Di Tapango banyak cara bisa kita mulai, waktu kami merintis pertanian California di Napo, orang bilang kecil sekali 1500 rupiah per kilo, tapi bila lahannya banyak, dan bisa panen per minggu, hasilnya bisa bertonton, di Napo itu ada sekitar 50 ribu pohon, silakan dikalikan sendiri,” tantangnya kepada peserta seminar.
Dua Produsen yang Belum Merdeka di Republik Ini
Dalam seminar tersebut Senator Ajbar selaku keynote speaker juga menyinggung tentang kondisi pertanian sebagai peluang yang sangat bagus berkembang di negeri ini. Namun sang orator itu menyebutkan bahwa ada dua produsen di negeri ini yang belum merdeka yakni petani dan nelayan.
“Di republik ini hanya ada dua produsen yang tidak merdeka, karena mereka yang tanam dan panen, begitu mereka menjual mereka tidak berhak menentukan harga. Petani kita bisa merdeka, tapi infrastrukturnya harus disiapkan. Sektor pertanianlah yang paling mudah pasarnya, begitu petani menjual mereka tidak berhak menentukan harga,” jelasnya.
Ajbar menjelaskan secara rinci bagaimana seorang petani padi bisa merdeka, caranya kita buatkan sistem resi gudang, di setiap lumbung pangan disiapkan. Resi gudang itu berfungsi begitu harga gabah turun, petani bisa masukan ke gudang untuk disimpan karena ada pengering di dalamnya.
“Kita harus menjadi petani yang merdeka, caranya harus punya fasilitas untuk memerdekakan mereka. Bisa juga disiapkan lantai jemur di setiap dusun dan kampung. Sekali lagi petani bisa merdeka jika disiapkan infrastrukturnya,” tegasnya.
Dia juga menyinggung soal database pertanian kita yang belum ada. Salah satu contoh database yang diperlukan adalah kemampuan atau jenis tanah pada satu wilayah. Karena tidak semua jenis tanaman yang memiliki nilai ekonomi bisa tumbuh, sehingga untuk memetakan jenis tanah di Polewali Mandar khususnya di Tapango ini harus ada database tanah.
“Bila itu ada, maka kita gampang menyusun perencanaan. Tanah itu harus diuji lab, sehingga tingkat kesuburan atau kandungan airnya bisa diketahui dan terukur, sehingga kita bisa merencanakan atau menentukan jenis tanaman produktif yang bisa ditanam pada suatu lahan pertanian,” ungkapnya lagi.
Senator Ajbar juga berharap mahasiswa menumbuhkan kesadaran kritisnya. Seperti saat Polman disibukkan dengan persoalan sampah.
“Sampah ini memiliki potensi ekonomi, kalau anak muda mampu, ini potensi yang luar biasa, karena bisa bernilai profit, tidak banyak orang yang berpikir bahwa sampah memiliki nilai ekonomi. Coba buka YouTube tentang pengelolaan sampah ada banyak itu di dalam,” contohnya.
Sekali lagi menurut Senator Ajbar enterpreneur itu harus berani, jangan takut, memulai usaha harus dikerja dan selalu berpikir positif.
“Apapun yang dimulai dengan keraguan akan menghasilkan keraguan,” tegasnya.
Ajbar juga berharap ada grup yang terbentuk khusus untuk Limata, sehingga dia bisa membantu mewujudkan visi dan misi Limata yang berbentuk badan dengan terdiri dari beberpa bada usaha di dalamnya.
“Apa yang bisa saya bantukan, kita bentuk konsorsium. Jika bentuk usaha bagus dan proposal mantap, bank yang langsung datang. Banyak peluang tapi harus dikonsolidasi dengan baik. Saya tantang adik-adik untuk bergerak bersama. Kata kunci dari usaha itu adalah dikerjakan dan dikonsolidasi dengan baik,” tutupnya.