Laporan: Naim Irmayani
MANDARNESIA.COM, Wonomulyo — Pembahasan kurikulum muatan lokal yang menjadi PR besar bagi Provinsi Sulawesi Barat menuju tahap Focus Group Discussion (FGD) pembahasan drat buku ajar. Pembahasan ini diadakan di Hotel Pasifik, Sabtu, (30/3/2024).
Kegiatan ini dihadiri Kabid SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, pewakilan kepala SMA dan SMK, guru dan pengawas. Serta Muhammad Ridwan Alimuddin selaku penelaah, Sulihin Asis selaku penelaah, Naim Irmayani sebagai salah satu penyusun, Basri selaku Ketua LPPM lembaga yang bekerja sama dengan pihak pemerintah.
Faisal memberi arahan, dan mengapresiasi bentuk kerjasama ini. “Alhamdulillah meskipun masih dalam proses pembenahan tetapi telah nampak draf yang nantinya akan digunakan SMA/SMK sebagai bahan dalam mata pelajaran muatan lokal.”
“Hal ini adalah berkat arahan Pj. Gubernur untuk percepatan perbaikan kualitas pendidikan, maka melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan ditugaskan untuk menyusun kurikulum mulok berbasis pengelolaan SDA dan kearifan lokal,” kata Nurhalia dalam diskusi di WAG.
Disebutkan perbincangan awal dengan Unasman beberapa waktu lalu, Kepala Dinas pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Dr. Mitthar Thala Ali mengadakan Perjanjian Kerja sama (MoU) dengan beberapa lembaga. Salah satunya adalah Unasman yang membantu menyelesaikan buku ajar ini.
Buku ajar yang dirancang mengikuti Kurikulum Merdeka agar tidak ada lagi bentuk berbeda apalagi dalam pelaksanaannya. Proses yang dilakukan penyusun juga berpatokan pada segala peraturan yang dibuat sehingga buku ajar ini baik dari segi capaian pembelajaran, Profil Pelajar Pancasila hingga elemen pendukungnya.
FGD ini diharapkan mampu mendapatkan masukan dari calon pengguna, menerima kritik untuk perbaikan. Agar segera menghasilkan buku ajar yang dapat digunakan di Sulawesi Barat secara menyeluruh. Ditarget beberapa bulan ke depan buku ajar telah dicetak dan digunakan. (wm/*)