Refleksi Kunjungan Kerja Ketua DPRD Kaltim dan Ketua KKMSB ke Wilayah Utara Kalimantan Timur
Oleh: Safardy Bora
DI antara lanskap utara Kalimantan Timur—di mana hutan bertemu laut, dan jalan-jalan panjang menembus perkampungan dan pesisir—berlangsung satu perjalanan yang bukan sekadar kerja birokrasi, melainkan juga peristiwa kebudayaan. Dr. Ir. H. Hasanuddin Mas’ud, Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur sekaligus Ketua Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat (KKMSB) Wilayah Kaltim, turut mendampingi Gubernur Kalimantan Timur, Dr. H. Rudy Mas’ud, dalam lawatan kerja ke Bontang dan Kutai Timur pada Juli 2025. Di sisinya, istri tercinta Ustadzah Hajjah Nurfadiah menyertai, menjadi bagian dari wajah sejuk dan spiritual dalam safar ini.
Dalam setiap perhentian dan dialog publik, Hasanuddin tidak hanya mengedepankan posisinya sebagai ketua legislatif, tetapi juga sebagai putra budaya yang membawa ruh Mandar dalam ruang-ruang strategis pembangunan daerah. Ia menyempatkan diri menemui pengurus KKMSB di kota Bontang dan KKMSB kabupaten Kutai Timur, ia membangun percakapan hangat tentang arah komunitas, nasib identitas, serta pentingnya menjembatani budaya dan kebijakan publik.
Sebagai Ketua DPRD, Hasanuddin menegaskan fungsi representasi yang tidak terbatas pada sidang dan meja rapat, melainkan juga dalam wajah kemasyarakatan yang hidup. Ia hadir dalam tinjauan infrastruktur, dalam evaluasi pelaksanaan program sosial Gratispol dan Jospol, serta dalam forum-forum kecil bersama warga yang tak diliput kamera. Di balik itu semua, ia mengusung narasi yang lebih luas: bahwa pembangunan sejati adalah pertautan antara kemajuan fisik dan kebangkitan nilai-nilai lokal.
Peran ganda Hasanuddin—sebagai legislator dan pemimpin kultural KKMSB—menjadi penting dalam konteks Kalimantan Timur sebagai tanah perantauan. Mandar tidak sekadar hadir dalam nama dan upacara, tetapi dalam jaringan sosial yang aktif, dalam etika gotong royong yang hidup, serta dalam komitmen untuk tetap menjaga akar sambil menyerap air zaman. Dalam dialognya dengan pengurus KKMSB, ia mengingatkan pentingnya kejujuran, objektivitas, dan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat posisi komunitas Mandar sebagai bagian integral dari kemajuan Kalimantan Timur.
Tulisan ini merekam bukan hanya perjalanan fisik, tetapi perjalanan makna—bahwa keberpihakan terhadap nilai dan kebudayaan tidak pernah bertentangan dengan semangat pembangunan. Di pundak Hasanuddin Mas’ud, terpikul dua tanggung jawab: menjaga arah kebijakan daerah melalui DPRD, dan menjaga denyut identitas melalui KKMSB. Dua-duanya ia jalankan bukan sebagai beban, tetapi sebagai amanah yang lahir dari cinta terhadap tanah perantauan, dan rasa syukur atas jejak leluhur.
Mandar Kaltim…. Cinta Mandar adalah cinta Kaltim..
Salam