Reporter : Busriadi Bustamin
MAJENE,mandarnesia.com-Mantan Ketua Dewan Kebudayaan Mandar Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Periode 2007-2012, Adi Arwan Alimin menganjurkan, di setiap acara manapun baik formal maupun informal diawali atau ditutup dengan kalindaqdaq, minimal satu bait.
“Majene harus mempelopori di setiap kegiatan diawali dengan kalindaqdaq. Misalnya di sekolah-sekolah. Kita lihat di Sumatra hampir semua orang pandai berpantun,” kata Adi Arwan ketika menyampaikan orasi kebudayaan pada acara Festival Pesona Teluk Mandar dalam rangka meyambut HUT Majene ke 474 di Stadion Prasamya Majene, Selasa (6/8/2019) malam.
Menurut Adi Arwan, kalindaqdaq adalah produk maha karya orang Mandar yang hampir berusia 600 tahun dan bisa dibaca dalam lontar.
“Kadang saya bertanya-tanya, ini kalindaqdaq sebenarnya lahir darimana. Siapa yang menciptakan ini. Karena pantun itu milik orang melayu, Sumatra. Kalindaqdaq itu khas orang Mandar. Kalindaqdaq kuncinya delapan suku kata baris pertama,baris kedua tujuh suku kata, baris ketiga lima suku kata, dan baris keempat tujuh suku kata. Kalau pantun hanya berbicara soal akhir bunyi dan rima. Sedangkan kalindaqdaq itu ada polanya. Ini bisa kita diskusikan di tempat lain,” tuturnya.
Ia mengungkapakan, selama perayaan hari ulang tahun hanya Majene sering memberi ruang setiap malamnya, ada orasi kebudayaan. “Sehingga kita patut berbangga. Kalau perlu Pemerintah Kabupaten Majene bisa membuat lomba-lomba pidato berkualitas,” ungkapnya.
“Semoga nilai-nilai sosial budaya Mandar tetap mampu dijaga. Kita berharap, apa yang saya sampaikan ini menjadi kegelisahan kita bersama-sama. Karena persoalan kebudayaan bukan hanya milik para sastrawan, para budayawan tapi milik semua orang,” tambah Adi Arwan.