Mamuju Tengah, Mandarrnesia.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) menggelar mitigasi bencana alam yang melibatkan 800 orang terdiri dari personil Makoren 142 Tatag, TNI, Pramuka, dan masyarakat sekitar.
Kegiatan yang berlangsung selama lima hari memuat penyampaian materi tindakan yang harus dilakukan masyarakat Mateng jika sewaktu-waktu terjadi gempa dan tsunami.
Kepala BPBD Kabupaten Mamuju Tengah, Rahmat Syam mengatakan, simulasi penanggulangan bencana untuk mengantisipasi situasi jika gempa dan tsunami terjadi.
“Simulasi penanggulangan bencana tsunami ada prosedurnya. Jika ada tsunami itu seperti apa? Didahului dengan gempa, didahului dengan peringatan, setelah itu dilakukan proses evakuasi pertolongan kesehatan, evakuasi korban, titik-titik evakuasi,” kata Rahmat kepada mandarnesia.com melalui sambungan telepon, Jumat, (26/10/2018).
Dikatakannya, simulasi merupakan salah satu bentuk antisipasi pemerintah jika terjadi gempa atau tsunami.
“Tapi ini tidak ada kaitannya dengan gempa yang terjadi di Palu. Kita tidak harus menunggu bencana terjadi. Negara harus berada di tengah-tengah masyarakat dalam keadaan bahaya apapun,” tegasnya.
“Itu sangat efektif sekali. Jadi kita mengedukasi masyarakat supaya mereka paham. Tsunami itu ditandai adanya peringatan dan ada gempa. Kita harus menjauh dari pantai,” tutupnya.
Reporter: Sudirman Syarif
Foto: FB Jasri Janoah