Oleh: Fahmi, Kerabat Kerja Benpus
Masyarakat di pedesaan seringkali tidak memiliki akses yang memadai terhadap literasi, terlebih dengan kondisi sekarang dimana gadget menjadi pilihan serta permainan favorit yang menyenangkan bagi anak-anak. Namun, sebuah upaya yang bernama Bendi Pustaka Pa’issangang hadir untuk mengantisipasi serta seimbangkan situasi tersebut.
Bendi Pustaka merupakan sebuah gerakan literasi di Sulawesi Barat dan Indonesia secara umum yang mempunyai agenda bergerak ke desa-desa dengan membawa buku-buku dan hiburan untuk anak-anak. Bersamaan tulisan ini, mereka sedang bergerak membuka ruang baca di Desa Lekopadis, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat.
Bendi Pustaka diinisiasi oleh seorang penggiat budaya dari Tinambung, yakni Muhammad Rahmat Muchtar (Founder Uwake) yang disupport penuh oleh Pustaka Bergerak Indonesia digawangi bung Nirwan Arsuka. Dilahirkan dari rahim semesta literasi yang sama dengan Perahu Pustaka (baca;Ridwan Alimuddin) dan armada pustaka lainnya di Sulbar dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca dan memperluas akses terhadap buku-buku di kalangan anak-anak dan umum.
Dengan menggunakan kendaraan tradisional yang disebut “bendi,” mereka mengunjungi desa-desa yang sulit dijangkau oleh fasilitas perpustakaan konvensional di kota-kota provinsi dan kabupaten. Melalui kendaraan yang unik ini, mereka membawa koleksi buku dari donasi person, lembaga, kementrian dan lain-lainl, dari penjuru nusantara yang beragam dan menyajikannya langsung kepada anak-anak.
Di samping itu, Bendi Pustaka disingkat Benpus tidak hanya memfokuskan diri pada kegiatan membaca, tetapi kerabat kerja Benpus yang terdiri dari 5 personil yakni Agus Kusir, Fahmi, Aswin, Ashabul Kahfi dan Khalid Mangkol juga menghadirkan alat musik tradisional Mandar baik berupa Calong, Keke, Rebana, Kecapi serta alat musik tradisional lainnya sebagai hiburan serta eksplorasi bersama anak-anak ketika mereka beristirahat dari membaca, serta kegiatan pendukung lainnya yakni menggambar, bercerita, baca puisi dan menyanyi.
Dengan kolaborasi buku-buku, hiburan, permainan serta berbagai aktifitas tadi, Bendi Pustaka menciptakan pengalaman dan imaji yang kreatif, menyenangkan dan edukatif bagi anak-anak.
Gerakan literasi Benpus tersebut, pada tahap sekarang ini yakni tahun 2023 dengan tema atau jargon “Imagination”, disupport oleh dana Indonesia, LPDP dan pustaka bergerak serta disupport oleh Uwake dan Baca, merupakan kelanjutan dari tahap pergerakan pertama atau awal tahun 2015 lalu bertajuk “bacalah”.
Buku-buku bacaan Benpus yang arus lingkarannya berpindah dari satu tempat (para donatur), dari satu tangan dan dari satu jiwa ke tempat yang lain bermuara pada laut kemanusiaan dimana bertemunya atau terciptanya ruang pertemuan dengan anak-anak dan buku-buku dengan segala kegiatan paralel lainnya.
Arus perjalanan buku-buku, pertemuan, anak-anak, bendi, kuda, kerabat kerja dan segala titik atom pengetahuan, juga bisa dinamakan dalam satu istilah “Bookdilaling”. Yang setelah dilaling (dipindahkan ke suatu tempat) akan bermanfaat bagi kemanusiaan.
Amin.