Mandarnesia.com — Di sudut perempatan jalan yang dipanggang terik matahari massa yang berjumlah puluhan membentangkan spanduk bertuliskan, ganti Kepala Perwakilan Bank Indonesia.
Rabu siang itu, di depan kantor induk dari segala bank tersebut, puluhan jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Wartawan Sulbar (AWAS) mulai menggeliat sejak pukul 09.00 pagi. Ini adalah kali kedua sang pewarta menuntut Bank Sentral Indonesia (BI) untuk menyudahi kepemimpinan Dadal Anggoro di Sulbar.
Langkah yang ditempuh para demonstrasi dengan turun ke jalan dianggap sebagai langkah tepat di saat tidak adanya etikat baik dari Kepala BI Sulbar. Pernyataannya di grup WA yang tak kunjung dimediasi melalui pertemuan dengan wartawan pun meruncing.
Teriakan kekesalan dari “AWAS” sebutan untuk gabungan demonstrasi ini meluap. Tuntutan yang dilayangkan kepada pimpinan bank ini untuk segera menyudahi karirnya di Tanah Mandar tak bisa ditunda.
“Segera copot Dadal Angkoro di Sulbar karena sudah melukai hati kami sebagai wartawan,” kata orator aksi Irham Azis dengan nada keras.
Ketegasan pencopotan kepala BI memang menjadi isu sentral yang disampaikan organisasi media online yang tergabung dalam IJS, IWO, JOIN dan AJO Indonesia. Mereka kini bersatu melakukan upaya perlawanan.
“Dadal telah mengeluarkan kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan sebagai seorang pemimpin,” lanjut Irham.
Kegeraman yang begitu membuncah bukan tanpa alasan, sebelumnya dalam aksi tahap pertama 24 April lalu, diketahui gabungan jurnalis juga melakukan pelaporan ke Polda Sulbar dengan beberapa poin tuntutan. Kata-kata pedas yang menyulut hati wartawan di soal dari pernyataan Dadal seperti kebanyakan wartawan di Sulbar copy paste, adu domba, dan salah niat.
Seminggu berselang Kapolda bersama Dirkrimum dan Kabid Humas Polda Sulbar melaksanakan konferensi pers perihal perkembangan kasus laporan yang telah dilayangkan tiga organisasi jurnalis itu.
Kepolisian pun berjanji akan menindaklanjuti laporan tersebut dan memberikan pelayanan maksimal dan sesuai aturan.
“Kita akan melakukan kegiatan profesional terkait kegiatan penyelidikan ini,” jelas Direktur Kriminal Umum (Dirkrimsus) Kombes Pol. Yaved Duma Parembang dalam press compress, Senin (30/4/2014).
Pascamendapat kepastian pelayanan hukum dari aparat kepolisian, sayangnya kejelasan dari pihak BI masih dianggap belum ada respon berarti. Akhirnya rencana jilid dua pada Rabu 2 Mei 2018, menjadi sinyal kuat kembali digaungkan.
Sehari sebelumnya setelah mencoba berkali-kali untuk menelepon, Dadal Angkoro akhirnya membalas pesan yang dikirim reporter mandarnesia.com, Selasa (1/5/2018) Malam.
Pesan singkat tersebut berisi permohonan maafnya karena baru menyempatkan diri untuk berkomunikasi. “Saya sedang di luar kota. Terima kasih untuk ruang tanggapan yang diberikan. Bisa kontak Pak Ilham (dengan menyertakan nomor telepon),” kata Dadal dalam pesan singkatnya.
Melalui sambungan telepon, Humas BI Sulbar, Ilham menyampaikan agar ada pihak yang memediasi antara wartawan dengan perwakilan BI.
“Artinya kami ingin komunikasi, itu mungkin kesalahpahaman,” terang Ilham dengan kalimat penuh kehati-hatian.
Tidak ingin dikatakan melecehkan profesi wartawan ia memastikan bahwa apa yang dikatakan pimpinannya tidak ada niat sama sekali.
“Kalau dikatakan ada niat, itu tidak ada. Kami membuka ruang untuk melakukan mediasi sehingga kami bisa menjawab pertanyaan dari teman-teman kalau ada yang bertanya. Sehingga ada titik temu untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik,” harapnya.
Meski begitu upaya unjuk rasa jilid dua tidak terbendung, suara sound system memekik keras dari beberapa perwakilan media bergantian mengutuk pernyataan Dadal.
Sejam lebih berlalu meneriakkan pengecaman, kesigapan dari Polda Sulbar dan komunikasi yang intensif yang terbangun meredam tuntutan puluhan massa. Di bawah komando Kabid Humas AKBP. Mashura situasi dapat dikendalikan.
Menurutnya Kapolda telah memproses laporan yang telah disampaikan oleh Aliansi Wartawan Sulbar tersebut.
“Apa yang menjadi laporan langsung kita proses, sebagai wujud tindak lanjut di Polda dan sudah sampai di Jakarta,” terang kabid Humas di tengah-tengah aksi.
“Termasuk apa yang sudah disampaikan Dirkrimun pada waktu itu dan kalau teman-teman di panggil datang untuk memberikan keterangan,” harapnya.
Meski belum mendapat kata sepakat dari BI, pihak kepolisian memberi kepastian akan secepatnya diselesaikan. Lantunan doa dari Ashari Rauf sebagai penutup sembari peserta aksi membubarkan diri dengan tertib.
Reporter: Ayub Kalapadang
Foto: AKP