Bedah Film “Pulau Plastik” di Bukit Penuh Sampah Plastik

MANDARNESIA.COM, Majene — Bassi Matoa Engineering Community (Basmatec) bersama Himpunan Mahasiswa Perikanan dan Laut Biru mengadakan aksi pungut sampah di Bukit Parang-Parang, kawasan Kampus Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) Kabupaten Majene.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program bulanan yang bertujuan menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam, Ahad, (3/6/2024).

Bukit Parang-Parang tempat favorit mahasiswa menikmati pemandangan sore hari hingga malam sambil berkemah, sering kali dipenuhi sampah yang ditinggalkan pengunjung. Hal ini mendorong Basmatec dan Laut Biru untuk mengambil inisiatif melakukan aksi bersih-bersih di area tersebut.

Menurut Putra Ardiansyah, Ketua Laut Biru dan pengarah kegiatan, jenis sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah sekali pakai seperti botol plastik, kemasan minuman lokal, sedotan plastik, styrofoam, dan bungkus makanan ringan.

Selain itu, ditemukan pula sampah yang mengejutkan seperti bungkus obat-obatan, botol minuman keras, test pack kehamilan, dan alat kontrasepsi.

Selain aksi bersih-bersih, kegiatan ini juga melibatkan acara nonton bareng dan bedah film “Pulau Plastik” di Sekretariat Mahasiswa Teknik Informatika. Acara ini dihadiri mahasiswa dari berbagai himpunan jurusan, dengan tujuan untuk memberikan edukasi mengenai dampak sampah plastik terhadap lingkungan.

Sampah yang dikumpulkan diolah dan didata berdasarkan jenisnya untuk mendapatkan akumulasi perkiraan jumlah sampah bulanan dan tahunan di Bukit Parang-Parang.

“Kami sengaja memilih Bukit Parang-Parang karena lokasinya yang sangat populer di kalangan mahasiswa. Sayangnya, banyak sampah plastik yang berserakan membuat pemandangan kurang elok,” sebut Putra.

Putra berharap kegiatan ini dapat menjadi kampanye yang efektif untuk meningkatkan kesadaran pengunjung, yang sebagian besar adalah mahasiswa, tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Ia juga berharap gerakan ini dapat menarik perhatian pemerintah untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan dan sosial di sekitar Bukit Parang-Parang, serta menjadikannya objek wisata yang layak dikembangkan.

“Diharapkan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dapat tersampaikan dengan baik dan mampu menyentuh kesadaran para pengunjung. Selain itu, perhatian dari pemerintah dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan dan pengembangan potensi wisata di Majene,” seru Putra. (Yus/WM/***)