mandarnesia.com — Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi berdampak terhadap peningkatan inflasi di Provinsi Sulawesi Barat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat, Suntono setelah selesai memaparkan perkembangan indeks harga konsumsi dan inflasi Februari tahun 2018 di kantornya.
Kepada mandarnesia.com ia menegaskan, kenaikan harga tersebut akan menyumbang pertumbuhan inflasi di Sulbar.
“Oh ia, jelas akan terjadi inflasi atas kenaikan harga,” kata Suntono Kamis (1/3/2018).
Namun ia belum bisa memastikan berapa jumlah sumbangan inflasi atas kenaikan tersebut.
“Kita belum bisa pastikan, sebab belum tahu berapa kenaikannya dan harga belum lama naik,” tutupnya.
Berapa banyak masyarakat yang akan menggunakan BBM tersebut lanjut Suntono maka akan semakin besar dampaknya.
PT Pertamina (Persero) menetapkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu 24 Februari lalu. Penetapan harga baru tersebut berlaku untuk jenis BBM non subsidi jenis pertamax, pertamax turbo, pertamax racing, dexlite, dan pertamina dex.
Kenaikan harga berada di kisaran Rp 300 per liter. Pertamax dari Rp 8.600 per liter kini menjadi Rp 8.900 per liter. Dan untuk pertamax turbo menjadi Rp 10.100. Sementara kenaikan tertinggi terjadi pada jenis dexlite, dari Rp 7.500 per liter kini menjadi Rp 8.100 per liter.
Reporter: Sudirman Syarif