AST : Wajah Kotaku Kusam Perlu Dipoles

MAJENE, mandarnesia.com–Pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, Andi Achmad Syukri Tammalele – Arismunandar Kalma (AST-ARIS), punya hasrat yang begitu besar untuk memoles wajah Kota Majene. Dengan cara menata ruang-ruang publik yang lebih asri dan nyaman serta memaksimalkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan sarana olahraga yang terintegrasi.

“Kondisi wajah kota Majene nyaris tak ada yang berubah dari keadaan sebelumnya. Kondisi tata kota kita sejak 30 tahun silam, nyaris tak ada yang berubah. Yah, wajah kota kita sekarang ini ibaratnya sudah kusam sehingga perlu kita poles lagi agar terlihat cantik wajah kota di Bumi Assamallewuang ini. Obsesi kita tentu ingin menjadikan Majene salah satu kota yang bersih, nyaman dan layak sebagai kota destinasi dimasa yang akan datang. Sebab, wajah kota itu sesungguhnya merupakan cerminan dan karakter daerah kita. Bila tata kota kita bagus maka ini menjadi kebanggan tersendiri. Intinya Majene Rumah Kita yang wajib kita rawat sesuai kultur, sosial dan budaya di Tanah Mandar,”kata Andi Achmad Syukri dalam diskusi ringan membincangkan persoalan masa depan Kota Majene lima tahun kedepan bersama beberapa pewarta di Majene, Rabu (21/10/2020).

Menurutnya, memoles wajah kota Majene tentu bukanlah sebuah perkara yang begitu sulit sepanjang ada niat dari pemimpinnya. Sehingga niat itulah harus diwujudkan melalui tindakan nyata dengan melibatkan tangan-tangan ahli seperti arsitek guna merancang tata kota daerah ini.

“Tindakan nyata itu harus dirumuskan melalui rencana pembangunan kota Majene lima tahun kedepan. Sebab memoles wajah kota Majene tentu membutuhkan waktu yang cukup. Paling tidak, diawali dari niat lalu kita tindaklanjuti dengan tindakan atau action. Sistem pendanaan tentu bisa dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah,” urai AST sapaan akrab Andi Achmad Syukri Tammalele ini.

Ia menyebutkan, daerah Majene merupakan kota tua Mandar lama yang memiliki karakteristik berbeda dengan daerah lain. Masyarakat Majene merupakan pusat peradaban tertua di dataran jazirah tanah Mandar. “Kita punya potensi untuk menjadikan Majene menjadi daerah tujuan wisata. Tetapi bagaimana mungkin kunjungan wisatawan itu meningkat jika tak ada daya tarik. Sekali datang ke daerah kita, maka wisatawan itu malah bersumpah untuk tidak kembali lagi ke daerah kita. Itu yang harus kita pikirkan sehingga kedepan Majene ini menjadi kota yang ramah,” jelas AST yang juga mantan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Sulbar ini.

AST pun berharap, tahun 2021 telah bisa diawali dengan merancang konsep optimalisasi RTH dan fasilitas ruang publik berupa sarana olahraga yang memadai. Konsep ini juga akan berdampak pada geliat ekonomi akan lebih baik lagi.

“Untuk itu, mari sama-sama membangun kebersamaan sehingga niat tulus membangun daerah kita bisa jadi nyata karena Majene adalah Rumah Kita,”ajak AST. (*)