Mandarnesia.com — Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Asri Anas yang juga bakal calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI meminta Kapolda, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP), dan Lapas di Sulawesi Barat serius memerangi narkoba.
Hal tersebut setelah mencermati maraknya peredaran narkoba di Sulbar yang sudah menyasar hampir semua kalangan, mulai dari oknum polisi, pegawai, bahkan juga kepala desa.
“Data sungguh memalukan bahwa Sulbar sebagai daerah yang masih sangat hidup nilai-nilai agama tetap menduduki peringkat 16 provinsi peredaran narkoba di Indoneaia,” kata Asri kepada mandarnesia.com melalui sambungan pengantar WhatsAap, Sabtu (21/7/2018).
Asri meyampaikan, pemerintah menyebutkan ada 17 persen penduduk Sulbar terindikasi.
“Sungguh mengerikan, bahkan baru-baru ini ditemukan pabrik narkoba yang dikendalikan dari lapas. Olehnya, dalam rangka mewujudkan Sulbar bebas dari narkoba, kami meminta Polda Sulbar untuk memerangi narkoba lebih maksimal, khususnya menutup pintu masuk yang umumnya dari laut,” tegasnya.
“Sesuai laporan masyarakat kepada kami, salah satu pintu masuk narkoba adalah pelabuhan Babana di Mamuju Tengah (Mateng). Kami harap ada pengawasan serius terhadap pintu masuk, jika terus marak peredaran narkoba maka akan timbul kesan pembiaran,” sambungnya.
Begitu pun dengan BNNP kata Asri, harus fokus melakukan sosialsiasi, pendidikan dan membangun semangat bersama memerangi narkoba, khususnya generasi muda,
“Saya pribadi tidak ingin anak-anak muda atau generasi Sulbar rusak karena narkoba. Sosialsiasi harusnya lebih masif. Khususnya lapas sebagai mitra kerja Menkumham,” tuturnya.
Asri juga meminta Kemenkumham memberhentikan kalapas yang peredaran narkoba marak di lapas yang ia pimpin.
“Menurut saya jika masih ada lapas tempat peredaran atau bahkan mengendalikan narkoba. Berarti kalapas tidak serius memerangi narkoba” kuncinya.
Reporter: Sudirman Syarif