Apang dan Putu Cangkir, Penggoda Selera di Pekkabata

Putu dan Apang Pella, meggoda selera

Oleh Wahyudi Muslimin
[perfectpullquote align=”left” bordertop=”false” cite=”” link=”” color=”” class=”” size=””]Pekkabata merupakan salah satu titik ekonomi di wilayah Polewali Mandar, selain beberapa tempat di bumi Tipalayo ini. Geliat itu tampak dari usaha mikro yang dijalankan sejak pagi tembus malam.[/perfectpullquote]

Jika anda lewat atau bertandang ke Polewali utamanya di areal pasar Pekkabata, anda akan menemukan beberapa penjaja, mulai dari makanan yang berat sampai pada kue-kue khas Sulawesi.

Sebutlah keduanya, Apang Pella dan Putu Cangkir, keduanya jajanan berasal wilayah Sulawesi Selatan, Apang Pella dari Sidenreng dan Putu Cangkir dari Pangkep, kuliner ini kemudian mengekspansi Sulawesi Barat, Pekkabata, Polewali Mandar dengan aroma dan rasa yang berbeda.

Sebenarnya Apang dan Putu juga ada yang khas dari Polewali Mandar, namun Apang dan Putu dari Polewali Mandar biasanya hanya dijajakan saat subuh atau di pagi hari. Sementara Apang Pella dari pagi tembus malam, sedangkan Putu Cangkir, baru hari ini melihatnya dijual berdekatan wahana balon, kemungkinan mereka satu grup usaha keluarga yang datang mengadu nasib.

“Saya sudah dua minggu berjualan di sini,” menurut gadis belia yang bertugas mencetak Putu sedangkan seorang laki-laki paruh baya yang memasukannya ke panci.

Penjual Putu cangkir dari Pangkep. Foto : Wahyudi Muslimin

Sesuai pantauan mandarnesia.com gadis belia itu masih umur yang seharusnya bersekolah, sementara besok adalah hari Senin, entah dia bersekolah atau tidak.

Saya sedang menuju kantor mandarnesia.com, berhenti karena melihat Putu Cangkir yang sedang dijajakan. Sebelumnya Putu ini sudah pernah dijual juga di areal Pasar Pekkabata, namun tidak bertahan lama.

Harganya cukup murah hanya Rp. 5.000 untuk empat biji, namun rasanya tidak bisa dibandingkan dengan nilai rupiah. Kecuali dari segi ukuran yang dilihat, memang agak mungil.

“Mungil tapi manis,” ujar salah seorang pembeli yang lebih dulu menunggu.

Berbeda dengan Apang Pella, bentuknya segi tiga berwarna sangat coklat dan rasanya “Yummi…” Ini diapresiasi di salah satu status Facebook yang saya kutip dari akun Mayla Parinringi, tanggal 25 September pukul 17.45.

“Sadar sejak pagi belum ada sebutir nasi pun mengisi kampung tengah, akhirnya kuputuskan untuk pulang dan ikut antri di “Apang Viral”. ? Ternyata memang yummy rasanya. Harum khas gula merahnya menyebar diseluruh ruangan rumah 5 menitku. Semakin menggugah liurku yang tertahan sejak menuruni tangga pelangi menuju taman pelangi. Mari mariiiii … Massapo’da gaesss” ujar Mayla Parinringi, salah satu tim kesehatan yang bertugas di Palu-Donggala dari Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar.

Dua jajanan ini menjadi warna baru di Pasar Pekkabata. Untuk membuktikan rasanya silakan jalan-jalan ke Polewali. Anda akan menemukan kue khas ini di sisi barat pasar Pekkabata.