Anies Baswedan, Kemeja Batik, dan Salman Putra Mandar Itu …

Foto: Facebook Salman Dianda Anwar

MANDARNESIA.COM, Polewali — Calon Presiden Anies Baswedan merupakan sosok yang tidak mudah melupakan persahabatan yang dibangunnya sejak kuliah di Yogyakarta. Salah satu kisah persahabatannya dikisahkan Salman Dianda Anwar, sosok sahabat Anies Baswedan sewaktu kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Kisah persahabatan itu diceritakan dalam kanal Youtube Aksanation, dengan judul “BAIKNYA ABAH ANIES, SAMPAI TEMENNYA KESERINGAN PINJEM BATIK KOLEKSI KELUARGA”. Siaran ini sudah ditonton 119.000 kali saat feature ini ditulis Senin, (22/1/2024).

“Saya kenal Anies Baswedan sejak mahasiswa di UGM, saya ketemu beliau di tahun pertama, saya satu angkatan dengan Anies,” sebut Salman.

 “Saya juga aktif di kemahasiswaan, sama-sama dikader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI-Red),” ujar Salman.

“Ketika Kami masuk di UGM, senior kami baru saja mendirikan senat universitas, kemudian pada era Anies kami ganti menjadi Badan Eksekutif. Jadi yang pertama menggunakan istilah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) itu adalah mas Anies,” kisah Salman.

Salman juga menceritakan bahwa keluarga Anies ini adalah pecinta batik, bahkan menurut Salman di rumahnya itu sangat banyak koleksi batik.

“Saya sering nginap bila ada kegiatan-kegiatan besar di BEM, kebetulan saya juga di BEM UGM, mas Anies di Senatnya. Waktu itu saya nginap di sana dan beliau memiliki banyak koleksi batik, kemudian saya bilang, pinjam dong koleksinya. Kata Anies udah pake aja gak apa-apa. Saya bawa 5, dia bilang gila lu, itu bukan minjam, itu ngerampok. Batik-batik saya pakai ke pengantin, setelah pake saya cuci, saya balikin lagi, lalu saya pinjam yang baru lagi lima buah saya bawa pulang ke rumah,” urai Salman.

“Ukuran beliau dan bapaknya hampir sama dengan saya, jadi koleksi batiknya itu biasa saya pinjam,” gelak Salman, saat menceritakan kisah peminjaman batik itu.

Salman melihat bahwa Pak Anies dan orangtuanya memang pecinta batik, dan batiknya bagus-bagus. “Dia seringkali berhubungan langsung dengan pengrajinnya langsung, beli kain kemudian dijahit atau batik jadi yang dibeli dan dijadikan koleksi,” tutur Salman.

Salman Dianda Anwar, lelaki yang besar di perantauan ini juga menceritakan hubungan Anies Baswedan dengan mahasiswa-mahasiswa dari Sulbar (Mandar-Red).

“Dulu masih tiga kabupaten belum jadi Sulbar, masih Polmas, Majene dan Mamuju disingkat Polemaju. Kami punya asrama, jadi sering sekali bila ada mahasiswa baru kami adakan pelatihan seperti latihan dasar atau latsar. Salah satu pemateri yang diandalkan adalah mas Anies, karena memang mas Anies waktu itu sangat populer di antara semua ketua senat di Indonesia, biasanya kita minta untuk hadir. Meskipun beliau adalah pembicara sudah level reginonal-nasional, tapi karena kita punya hubungan khusus, kami panggil dia mau datang. Nah hubungan itulah yang mendekatkan kami,” urai Salman.

Salman juga mengisahkan saat Anies Baswedan punya program Indonesia Mengajar dia kemudian ingat bahwa ada daerah terpencil di Mandar. Dipilihlah Kabupaten Majene sebagai tempat program Indonesia Mengajar.

“Nah waktu datang ke Majene beliau menyempatkan diri untuk mampir di rumah orang tua saya (di Polewali). Kebiasannya dia itu setiap ke mana pun, dia menyempatkan diri mampir ke rumah teman-temannya, sahabatnya, teman angkatannya, teman seorganisasinya kalau kebetulan dia ada di kampung sahabatnya. Misalnya di Solok, di Padang, di Sulut, dia selalu begitu, dan biasanya ndak harus ada anaknya di situ,” kisah Salman.

“Waktu dia mampir di rumah saya, tentu saya tidak enak kalau dia mampir saya tidak ada, saya berupaya terbang dari Jakarta. Dan benar pagi-pagi sekali dia mampir dan merasakan masakan khas Sulbar, masakan khas Mandar, disajikan oleh orang tua saya,” cerita Salman.

Salman juga menyebut bahwa bagi masyarakat Sulbar, Anies Baswedan sudah tidak asing, mereka mengenalnya saat ada program Indonesia Mengajar, salah satu daerah yang mendapatkan program waktu itu adalah Sulawesi Barat, jadi mereka tahu bagaimana komitmen mantan Gubernur Jakarta itu.

“Dia menempatkan orang-orang terbaik melalui proses seleksi di daerah terpencil yang mungkin masih belum ada sinyal, bahkan belum ada listrik di situ. Yang jelas Anies Baswedan adalah sosok yang komit terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia,” tutup Salman.

Sahabatnya itu kini sedang menjadi Calon Presiden Republik Indonesia di Pemilu 2024 bersama Muhaimin Iskandar.

“Anies sesungguhnya orang yang memiliki rasa humor sangat tinggi. Dibalik pengetahuan orang banyak selama ini yang menganggapnya amat serius,” sebut Salman Senin sore. (WM/*)