AIM Menjawab Kritik Publik pada PIFAF

AIM Menjawab Kritik Publik pada PIFAF -

Mandarnesia.com — Meski sukses, pelaksanaan Polewali Mandar Internasional Folk and Art Vestifal (2018) Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar mendapat kritik dari sebagian warga Polman.

Menurut pengritik PIFAF hanya menghabis-habiskan anggaran. Hal tersebut tidak berbanding lurus dengan kondisi Polman yang masih terbelenggu dengan angka kemiskinan dan kasus gizi buruk.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Kabupaten Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar (AIM) menyebut, dengan alasan itu sehingga PIFAF dilaksanakan.

“Dengan PIFAF pedagang akan ada pendapatan, parkir juga dapat. Kita buat acara agar mereka terpancing untuk menjual,” kata AIM kepada mandarnesia.com di sport center, Senin (6/8/2018) malam.

“Lihat di alun-alun, tanpa ada PIFAF tetap ramai. Karena bagaimana caranya kita membuka lapangan kerja. Masyarakat kita terangkat ekonominya,” sambungnya.

Coba lihat di Expo, ungkap AIM, pedagang dari luar Polewali Mandar dibatasi untuk menjual, hanya 100 yang diakomodir dari 300 yang mendaftar dari Sulawesi Selatan. Semuanya diisi oleh pedagang-pedagang Polman.

Ia juga menyampaikan, anggaran yang digunakan di PIFAF 2018 Rp 700 juta. Sebagian dari Pemprov Sulbar dan APBD Polman Rp 250 juta. Mereka datang dengan biaya sendiri dikarenakan Polman masuk dalam Cioff dan Unesco

“Namanya tamu, kita harus kasih makanlah. Kalau mengkritik harus ada solusi,” kuncinya.

Reporter: Sudirman Syarif