TINAMBUNG, mandarnesia.com–Seniman perupa Usman Halija kelahiran Campalagian, Polewali Mandar, Sulawesi Barat menyambut dengan semangat agenda Galeri Uwake yang bermarkas di Tinambung guna menghelat pameran tunggal lukisannya. Pergelaran pameran kali ini merupakan pameran tunggalnya yang pertama serta sekaligus sebagai hajatan pameran tunggal lukisan yang pertama di Sulawesi Barat. Dimana selama ini telah ada peristiwa pameran seni rupa secara bersama oleh para seniman perupa Sulawesi Barat di kantong-kantong budaya maupun di galeri uwake itu sendiri, meskipun juga sangat minim dilaksanakan. Pameran tunggal lukisan Usman Halija yang bertajuk “Introspeksi” Cerminan Diri dalam Kehidupan, dibuka secara resmi oleh Irbad Kaimuddin (anggota DPRD provinsi Sulawesi Barat) pada Sabtu, 12 maret 2022 – Pukul 19.30 Wita di Galeri Uwake, Tinambung, Polewali Mandar. Pameran akan berlangsung dari tanggal 12 – 19 maret 2022.
Sebagai sosok seniman yang terbilang konsisten dan tangguh dalam menjalani profesi kesenimanannya, kurang lebih selama 30 tahun, Usman Halija rela memilih pilihan yang berat serta menyiapkan mental disertai keyakinan yang mantap. Bukan apanya, sebab pemilihan sebagai seniman/perupa dimana berada pada lingkungan yang kebutuhan akan keindahan pemaknaan simbol-simbol visual masih sangat minim diapresiasi di Sulawesi Barat. Maka tak heran, jika ini menjadi sebuah pilihan yang agak “gila” dalam cuaca perkembangan apresiasi seni rupa yang minoritas tersebut. Realitas di atas tidak membuatnya ia kendor dan surut, malah justru terus memapah diri dan keyakinannya dari pengalaman atas hidupnya untuk melahirkan karya-karya yang memang banyak terinspirasi fenomena sosial lingkungannya. Fenomena sosial ini, juga banyak terinspirasi dari lagu-lagu balada Iwan Fals sebagai idolanya. Lirik lagu bertemakan realitas dan kritik sosial yang masih relevan sampai saat ini turut menjadi inspirasi dalam menuangkan idenya.
Itulah sebagian potret proses berkesenian Usman yang dicatat oleh Muhammad Gazali sebagai kurator pameran tunggalnya yang monumental. Kurator muda yang juga aktif sebagai dosen seni rupa di Unismuh Makassar ini, telah pengalaman mengkuratori berbagai pameran seni rupa kemahasiswaan yang dihelat di Makassar. Menurutnya ia sangat bersyukur dapat kesempatan dan momentum unik serta bersahaja terlibat dalam proses pameran tunggal Usman. Mulai dari hal mengorek privasi dapur seniman, mula aktif berkesenian, proses berkarya sampai pada keyakinan dan filsafat hidup yang diyakini dalam mengolah kreatifitasnya. “Berkarya senilah dari hatimu, karena karya yang lahir dari hati maka hati pulalah yang akan menikmati karya tersebut”. Kalimat itulah yang kemudian diamini dan diyakini oleh Usman dalam berkarya, yang sempat direkam dan menjadi pengalaman batin sendiri bagi kurator yang mendampinginya selama proses persiapan pameran, yang tertuang dalam katalog online sebagai catatan kuratorial pameran.
Sejatinya, tajuk introspkesi yang dirangkum oleh Muhammad Gazali (kurator pameran), sebagai bentuk permenungan dan pergumulan emosi yang panjang. “Introspeksi” adalah kata yang dapat mewakili atas perjalanan Usman dalam berkarya. Banyak karya-karya dalam pameran tunggal lukisan kita temui dari hasil olahan emosi, pikiran dan ingatannya. Semisal karya yang bertajuk “Parkiran Sandeq” dengan obyek utama lopi sandeq, sekilas memang perahu yang bersandar di pantai, tapi bila ditelisik lebih jauh, ini hanya bahasa simbolik dari Usman atas keadaan sandeq yang semakin kehilangan eksistensi serta kebijakan drainase dan tanggul di pinggir pantai, yang membuat sandeq sulit mencari lahan berlabuh/parkir. Karya lain seperti pada karya yang berjudul “Botto” sebagai kampung/tempat hamparan sawah yang indah. Ternyata jauh dari sekedar memperlihatkan keindahan alam, karya tersebut berupaya abadikan momen yang akan rentang menghilang oleh maraknya pembangunan rumah dll.
Pada pembukaan pameran yang sederhana dan mengesankan oleh berbagai civitas seni rupa, seniman, pelajar, mahasiswa, guru, teman-teman dosen Unsulbar, budayawan dan dari berbagai kalangan yang turut hadir mengapresiasi, mengantar cuaca Rahmat Muchtar sebagai owner Galeri Uwake yang turut memandu dan memberikan pengantar awal merasa sangat bersyukur atas terhelatnya agenda awal pameran tunggal. Pungkasnya bahwa Galeri Uwake sebagai suatu ruang budaya terbuka bagi siapa saja yang ingin memamerkan karyanya, baik itu pameran tunggal, berdua dan pameran bersama maupun dari berbagai jenis karya lainnya termasuk
Kerajinan tangan, hasil karya dari pelajar/mahasiswa serta seniman seniwati yang konsen di bidang seni rupa (anak-anak, muda dan tua). Selain itu, Rahmat berharap pula kepada DPR agar dapat menyerap, menampung serta aktualisasikan aspirasi dari seniman agar pada tahapan selanjutnya pembangunan area taman budaya & museum yang ada di Buttu Ciping, Tinambung, dapat mendirikan bangunan khusus gedung kesenian berupa paket bangunan pertunjukan dan pameran yang memadai untuk perhelatan karya-karya seniman. Sebab bangunan boyang kayyang yang baru-baru diresmikan, masih berupa aikon awal yang domain fungsinya sebagai tempat proses, pertemuan2, musyawarah dan diskusi. Untuk kegiata pameran belum repsentatif oleh karena kesulitan display karya, baik oleh cuaca angin yang kencang dan rembesan air hujan yang masuk bila hujan deras. Tentu ini berpengaruh pada keamanan karya. Terutama pula pada perhelatan pertunjukan yang membutuhkan ruang panggung khusus, ruang kostum, tata cahaya dan ruang penonton.
Disela seremoni pembukaan, dimeriahkan pertunjukan musik dari Lingkar Musik Uwake dan Aksi Madewa. Alunan musik sayang-sayang dan tembang Aksi Madewa cukup memberikan pelumas sembari para tamu undangan menikmati karya lukisan dan mencicipi hidangan snack + minum. Selain dari acara utama pameran tunggal lukisan Usman Halija, juga diserta rangkaian kegiatan berupa Wicara Seniman yang dilaksanakan pada Minggu, 13 Maret 2022, pukul 15.00 di Galeri Uwake, serta acara Sketsa/Menggambar bersama sekaligus sebagai penutupan pameran yang akan dilaksanakan Jum’at, 19 maret 2022, 15.00 di Taman Budaya & Museum Sulawesi Barat, Buttu Ciping, Tinambung. (Rilis)