Survei dan Penilaian Gizi Pada Situasi Covid-19

Penulis : FAO, IFAD, UNFPA, WFP, WHO and UNICEF

Di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini, pengumpulan serta pembaruan informasi terkait situasi ketahanan pangan dan gizi secara tepat waktu sangat diperlukan, tidak hanya untuk mengidentifikasi populasi yang berisiko namun juga untuk memonitor dan melihat faktor-faktor yang dapat memberikan dampak negatif pada status gizi masyarakat.

Situasi pandemi saat ini berdampak pada akses masyarakat terhadap makanan bergizi dan kebutuhan dasar lainnya, khususnya kelompok masyarakat dengan kondisi sosial-ekonomi yang kurang beruntung, sebagai akibat dari pembatasan sosial (social distancing), gangguan fungsi pasar, melonjaknya harga pangan serta terbatasnya akses pelayanan kesehatan dan kebersihan.

Adanya gangguan fungsi pasar dapat mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi pangan yang kurang bergizi, umumnya berupa makanan beku dan siap saji. Di sisi lain, pengawasan status gizi secara rutin juga berpotensi mengalami gangguan dengan ditutupnya fasilitas kesehatan, tidak adanya pelayanan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dan pengaturan jam kerja tenaga kesehatan terkait penangananan COVID-19.

Dalam konteks ini, penerapan sistem pengawasan ketahanan pangan dan gizi menggunakan telepon seluler atau survei berbasis web menjadi penting untuk memantau beberapa hal yang diuraikan di bawah ini. Selain itu, memastikan koordinasi kegiatan terkait data status gizi menjadi sangat penting untuk menghindari adanya duplikasi dalam kegiatan yang diupayakan. Data dan informasi terkait dengan gizi harus mudah diakses oleh semua pemangku kepentingan.

  1. Fungsionalitas pasar21. Fungsionalitas pasar dapat memberikan informasi tentang bagaimana pasar dapat berfungsi dengan baik, informasi terkait ketersediaan pangan dan fluktuasi harga pangan yang dapat dilakukan melalui serangkaian wawancara dengan pedagang. Memonitor harga pangan pokok, terutama yang memiliki nilai gizi tinggi, sangat penting untuk memahami pangan yang terjangkau dan melihat ketahanan pangan secara keseluruhan pada tingkat rumah tangga dan individu.
  2. Mekanisme pertahanan diri22. Tinjauan mekanisme pertahanan diri (coping strategy) dapat memberikan gambaran terkait mekanisme yang diadopsi oleh masyarakat guna mengatasi kebutuhan gizi harian mereka dan perubahan yang mungkin terjadi seiring dengan waktu. Di tingkat rumah tangga, mekanisme ini dapat ditinjau dengan menggunakan beberapa metode seperti Reduced coping strategy index (rCSI) maupun Livelihood Coping Strategy Index (LCSI).
  3. Kecenderungan pola konsumsi pangan. Kecenderungan pola konsumsi pangan dapat memberikan informasi tentang konsumsi pangan masyarakat, sumber pangan, serta perubahan yang mungkin terjadi seiring dengan waktu. Kecenderungan pola konsumsi pangan dapat ditinjau menggunakan beberapa indikator di tingkat rumah tangga seperti Skor Konsumsi Pangan terkait Gizi (Food Consumption Score for nutrition/FCS – N) dan Skor Keanekaragaman Konsumsi Pangan Rumah Tangga (Household Dietary Diversity Score/HDDS)23; dan pada tingkat individu: Keanekaragaman Minimum Konsumsi Pangan pada Perempuan (Minimum Dietary Diversity for Women/MDD-W)24 dan Pola Pangan Minimum yang Dapat Diterima (Minimum Acceptable Diet/MAD) untuk baduta (bawah dua tahun) serta praktik pemberian ASI dengan menggunakan definisi standar terbaru dari indikator tersebut25.
  4. Kemiskinan multi-dimensi (deprivasi)26, tinjauan terkait kemiskinan multi-dimensi dapat memberikan informasi tentang akses rumah tangga terhadap pelayanan dasar, seperti kesehatan, pendidikan, dan pangan akibat adanya pembatasan akses fisik atau kehilangan sumber penghasilan.
  5. Pertimbangan lainnya. Beberapa pertimbangan lain yang dapat dilakukan diantaranya: Biaya yang dikeluarkan untuk Pangan (Cost of Diet), kendala dalam pelayanan kesehatan dan gizi, kendala dalam pemberian makanan di sekolah27, perlindungan, kekerasan berbasis gender yang selanjutnya dapat memberi dampak terhadap gizi.

 

Footnote : 

21 WFP (2017) Market Analysis Guidelines. Available at: https://www.wfp.org/publications/market-analysis-guidelines

22 WFP (2015) Consolidated Approach to Reporting Indicators of Food Security (CARI) – Technical Guidance Note. Available at : https://www.wfp.org/publications/consolidated-approach-reporting-indicators-food-security-cari-guidelines

23 FAO (2013) Guidelines for measuring household and individual dietary diversity. Available at: http://www.fao.org/nutrition/assessment/tools/household-dietary-diversity/en/

24 FAO and FHI 360. 2016. Minimum Dietary Diversity for Women: A Guide for Measurement. Rome: FAO. Available at: http://www.fao.org/nutrition/assessment/tools/minimum-dietary-diversity-women/en/

25 Outcome of 2018 technical consultation to update infant and young child feeding indicators. http://origin.who.int/nutrition/team/2018-team-interagency-consultation-iycf-indicators-meetingreport.pdf

26 WFP (2018) Essential Needs Assessment. Interim Guidance Note. Available at:https://docs.wfp.org/api/documents/WFP-0000074197/download/

27 WFP (2020) Global monitoring of schools meals during COVID-19 school closures: https://cdn.wfp.org/2020/school- feeding-map/index.html  

Dari serial tulisan : Pernyataan Bersama FAO, IFAD, UNFPA, WFP, WHO, dan UNICEF tentang Ketahanan Pangan dan Gizi Dalam Konteks Pandemi COVID-19 di Indonesia.

Sumber Ilustrasi:bastamanography.id