Putu Cangkir Pekkabata, Menjual Sejak 1982

Laporan: Wahyudi Muslimin

POLEWALI, mandarnesia.com—Mandar atau di Polewali Mandar punya banyak jajanan khas dan merupakan resep tradisional dari pulau Sulawesi yang masih dibuat serta dipasarkan. Salah satunya adalah Putu. Di daerah ini banyak ragam kue Putu dan jenisnya jenisnya, mulai dari putu tokka, putu bue, putu manyang, putu menangis, putu karoro’, putu pesse’ dan si Putu Cangkir ini yang pembaca budiman baca.

Nyonya Haruna istri pensiunan tentara mengaku sudah menjual Putu Cangkir ini sejak tahun 1982, dengan usaha ini dia membantu suaminya berjuang menghidupi keluarganya bahkan sampai membuat lima anak lelakinya jadi tentara.

“Saya punya enak orang anak pak, lima laki-laki yang semuanya sudah jadi tentara, dan satunya perempuan” akunya kepada mandarnesia.com.

Dia mengaku mendapat resep Putu Cangkir ini dari seorang perempuan di Makassar, kisahnya awalnya si pemilik resep tidak mau mengajari membuat putu cangkir ini, karena disangkanya dia penduduk Makassar kala itu.

“Saya asli Soppeng pak, tapi kelahiran Majene, waktu saya di Makassar, saya belajar membuat putu cangkir dari seorang ibu, awalnya dia tidak mau memberikan resepnya kepada saya, karena disangkanya saya orang Makassar, tapi saya sampaikan bahwa saya orang Polewali, ya barulah dia mau mengajari saya membuat Putu Cangkir ini” ungkapnya.

Menjual Putu Cangkir sekarang ini hanya untuk mengisi hari tuanya, seorang tetangga mengajaknya berjualan di Pasar Sentral ini. Posisinya berada di persimpangan jalur dua menuju BRI Pekkabata, sebelum penjual ayam kalau dari arah jejeran penjual rempah bagian belakang ruko Pasar Sentral. Jika anda dari arah ATM BNI, lurus sampai mendapati perempatan pertama sebelum jejeran penjual ayam potong dan ayam ras. Pastinya berada dikompleks penjual pakaian bekas atau Cakar bila hari Selasa dan Jumat tiba.

“Setiap malam biasa saya jual 200 sampai 300 biji, caranya saya buat memang beberapa biji di rumah setengah matang, lalu saya masukan ke wadah yang bisa menahan suhunya, nanti bila ada pembeli terburu-buru bisa cepat pesanannya, kalau sudah habis barulah saya cetak langsung seperti yang sedang bapak tunggu ini” ujarnya.

Menurutnya, biasa juga bila Bapak Bupati Polewali Mandar punya acara sering memesan sampai 200 biji. Setelah dicicipi, pantas memang orang nomor satu Polewali Mandar ini memesan, memang enak, tidak enneg, tidak terlalu manis, sehingga membuat tenggorokan menagih lagi.

Nyonya Haruna ini bahkan biasa memberikan resepnya kepada siapa saja yang mau belajar atau mau menjual putu cangkir ini. Hanya kadang yang sudah mencoba resepnya, jadinya tidak sama bahkan cenderung hancur sebelum digigit.

“Biasa ada orang datang ke rumah minta resepnya, saya ajari, saya kasi resepnya, tapi katanya biasa tidak sama, bahkan biasa jadinya keras. Bahkan saudara saya sendiri biasa bilang kenapa tidak sama yang kita buat” Sebut perempuan yang sudah melahirkan lima anak yang semuanya bekerja di kesatuan TNI-RI.

Penasaran? Harganya cukup murah, hanya Rp. 1.000,- per bijinya. Ngiler, silahkan mengunjungi tempatnya di bawah payung besar berwarna-warni, pada sudut belakang Pasar Sentral Pekkabata, dijamin kue putunya enak, apalagi bila gigitannya sudah menyentuh bagian kelapa parutnya…mmmmhhh.

Selamat berburu kuliner.