Marwan Institute Ragukan Asesmen Sekprov, Amujib: Jangan Terlalu Dini

Marwan Institute Ragukan Asesmen Sekprov, Amujib: Jangan Terlalu Dini -

Mandarnesia.com — Direktur Eksekutif Marwan Institute Awaluddin menyebut pengisian beberapa jabatan di pemerintahan Provinsi Sulawesi Barat terkesan subjektif dan tambal sulam.

Hal tersebut diungkapkan Awaluddin setelah mengamati pelaksanaan asesmen yang cenderung terkesan formalitas belaka.

“Publik seperti membaca arah person hasil dari assesmen tersebut. Sebagai pembina kepegawaian dalam lingkup provinsi juga sebagai pembantu gubernur dalam mengkoordinasikan tugas teknis pemerintahan, seharusnya dipegang oleh orang yang sudah memiliki pengalaman di jabatan tersebut dan tidak terkait interest kepentingan tertentu,” kata Awal melalui rilis yang dikirim ke mandarnesia.com, Rabu (5/9/2018).

Menurutnya, orang-orang yang memang akan konsen melaksanakan tugas kesekretariatan, terbebas aroma politik yang bisa mencederai kemandirian Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Alasan lain, tambah Awal, perhelatan politik dalam menghadapi pemilu dan pilpres tahun depan tentu dibutuhkan sosok sekprov yang mampu menjaga independensi roda pemerintahan. Gubernur dan Sekprov mestinya bisa saling melengkapi.

“Kita berharap jabatan Sekda Provinsi Sulawesi Barat ke depan betul-betul diserahkan kepada yang mewakili ekspektasi publik, integritas, dan kapasitas yang memadai. Kita juga berharap asesmen yang dilakukan BKD melalui salah satu perguruan tinggi di Sulawesi Selatan bukan hanya sekedar seremonial belaka untuk mengelabui masyarakat. Bahwa ini prosedur yang sudah kami lakukan, padahal penuh dengan kecurigaan,” ujarnya.

Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Sulawesi Barat Amujib menilai kecurigaan tersebut terlalu dini, mengingat prsoses tersebut sedang berjalan.

“Lagi yang hadir ini bukan orang lokal. Ini dari pusat, dari LAN Pak Taufik, dari Kementerian Dalam Negeri Pak Suhajar, dari Kemekumham Pak Haidir, Rektor UNM Prof Husain, terlalu dini kita melihat jika hanya formalitas. Kita menggunakan tim psikologi UNM,” kata Amujib kepada mandarnesia.com, Rabu (5/9/2018).

Amujib pun bertanya, “Siapa yang meragukan kredibilitas Prof Husain. Mulai dari jenjang karirnya, hingga hari ini belum pernah mendengar bahwa profilnya jelek di mata masyarakat, para pemikir, maupun di birokrasi secara nasional.”

“Haruskah kita meragukan kredibilitas rektor UNM? Tidak mungkin jadi rektor jika diragukan. Sistem hari ini menggunakan open bidding (lelang jabatan) di tingkat nasional,” jelasnya.

Amujib menegasakan, “Bukan BKD yang menentukan pansel, BKD hanya memasilitasi.”

Reporter: Sudiman Syarif