Potensi Banjir Sungai Deking, Butuh Respons Cepat Pemerintah

Laporan: Tim Mandarnesia

MALUNDA, mandarnesia.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik kabupaten maupun provinsi belum mengetahui jika ada titik longsor yang menutupi aliran sungai Deking.

Titik tersebut berada di antara perbatasan Desa Taan, Desa Rui, Kecamatan Tappalang, dan Desa Bambangan Kecamatan Malunda.

Longsor yang terjadi sejak gempa 6,2 magnitudo, Jumat (15/1) dini hari itu, telah menampung ribuan kubik air dan dikhawatirkan dapat membahayakan warga yang bermukim di sekitar bantaran sungai. Seperti Desa Bambangan, Desa Kayuangin, Desa Lombong Timur, Desa Lombang dan Kelurahan Malunda.

Pemerintah Desa Bambangan telah mengutus empat warganya untuk memastikan kondisi tersebut, sehingga pihaknya bisa melakukan langka antisipasi. Hasilnya, menurut Kepala Desa Bambangan Saifuddin, akan membahayakan jika terjadi banjir.

“Ia betul, kalau terbuka, mengkhawatirkan banjir. Pokoknya kalau terbuka, banjir di sana. Warga kami tidak mengungsi, hanya waspada. Jangan ke sungai pada saat musim hujan,” katanya kepada mandarnesia.com, Ahad (21/2/2020).

Masalah tersebut telah ia sampaikan kepada pemerintah daerah. “Saya tidak tahu apa tindakannya, yang penting sudah saya laporkan.”

Camat Malunda, Salahuddin telah mendengar informasi tersebut. “Saya sudah dengar itu. Makanya saya langsung konfirmasi ke pak Desa Bambangan, saya dikirimkan foto-fotonya. Karena ada warga Bambangan yang sudah berkunjung ke titik lokasi. Perjalanannya itu satu hari lebih,” imbuh Salahuddin.

Kondisi Penutupan jalur ke Sungai DekingSumber (Foto: Kades Bambangan)
Kondisi Penutupan jalur ke Sungai Deking. Sumber (Foto: Kades Bambangan)

Dari informasi yang diperoleh, sebenarnya di lokasi memang terjadi longsoran. “Tapi tidak tertutup sepenuhnya. Saya sudah sampaikan ke Pak Bupati, dan saya juga sudah sampaikan ke DPRD provinsi kemarin, saat berkunjung ke kantor. Karena ini kan bukan wilayah Kecamatan Malunda (Bela’),” ungkapnya.

Kepala BPBD Sulbar Darno Majid mengaku belum mengetahui kabar tersebut. “Saya belum tahu, karena tidak ada juga laporan dari BPBD kabupaten. Saya sedang di Majene mendampingi Komisi VIII. Info dari BPBD Mamuju juga tidak ada,” kata Darno yang kemudian memberikan telepon genggamnya kepada tim teknis BPBD Sulbar.

Hasil konfirmasi mandarnesia, tim teknis BPBD Sulbar berjanji akan segera melakukan survei.

Sementara itu Kepala BPBD Mamuju Ali Rahman menyebut akses jalan menuju lokasi tersebut tidak mudah. Hanya personel TNI yang telah meninjau lokasi tersebut.

“Saya sudah lama isolasi (Covid-19). Medan ke sana itu berat. Hanya TNI, menggunakan udara. Tentu kalau dari kita (BPBD) waspada saja. Saya akan berkomunikasi dengan Dandim, bagaimana mereka melihat,” katanya.

Menurutnya, kalau aliran sungai larinya ke Deking, perlu segera dikomunikasi. Bagaimana BPBD kabupaten dan provinsi juga bisa melihat kondisi tersebut.

“Nanti sharing informasi dari TNI, apa yang harus kita lakukan. Kalau berbicara hanya di sektor BPBD, bukan berarti kita tinggal diam. Kita akan cari langkah-langkah,” tutupnya.