Dadal: 25 Tahun ke Depan Sulbar Singapura Indonesia

Dadal: 25 Tahun ke Depan Sulbar Singapura Indonesia -

Mandarnesia.com — Keindahan alam Provinsi Sulawesi Barat telah diakui banyak kalangan yang pernay melancong ke Tanah Mandar. Alam, suku, dan budaya menjadi aset yang dapat dijual. Namun untuk saat ini potensi itu belum sepenuhnya didukung dengan ketersediaan sarana yang memadai.

Berdasarkan data yang disampaikan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2016 jumlah kunjungan wisatawan asing di Sulawesi Barat hanya 0,7 persen dan wisatawan domestik 0,4 persen.

Jumlah itu masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan provinsi tetangga Sulawesi Selatan yang barada di angka 1.427 dengan wisatawan domestik 5,4 persen.

Data tersebut memperlihatkan sektor pariwisata Sulbar juga kalah dengan provinsi terbelakang seperti Papua yang berada di angka 15,8 persen wisatawan asing dan domestik 0,9 persen.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Sulawesi Barat, Dadal Angkoro melihat Pulau Bali yang saat ini menduduki jumlah kunjungan terbanyak pariwisata di Indonesia tidak berbading lurus dengan penghasilan yang mereka dapatkan atas kerusakan lingkungan yang dialami.

“Ini bukan perseolan kalah menang. Permasalahan kita lihat Bali kerusakan lingkungan lebih besar dibandingkan dengan uang yang dibawa orang ke sana,” kata Dadal dalam penyampaian materi di Lantai V Gedung Keuangan Sulawesi Barat, Kamis (6/9/2018).

Menurutnya posisi pariwisata bisa didorong. Namun salah satu tantangan Sulawesi Barat yakni strategi wisata. Berdasarkan kajian kelemahan mendasar tidak adanya strategi dalam bentuk rencana induk objek wisata. Sehingga menurut Dadal, bagaimana menyelesaikan tantangan yang ada.

“Ini masih terkesan (mau) ke mana? Dari dinas kelautan kontribusi ke pariwisata bangun, berikan bantuan nanti ada instansi terkait bangun tempat jualan di sana,” ujarnya.

Semuanya terpecah-pecah. Padahal, (ada) potensi Pulau Karampuang di depan Hotel d’Maleo. Potensi pariwisata Sulbar belum bisa menjadikan sektor pendorong pendukung pertumbuhan ekonomi.

“Mohon maaf, belum memiliki konsep itu. Ini yang kita lihat dari BI. Tapi kita bisa membangun kalau misalnya kita membentuk penyusunan. Kami dengan senang hati membantu, gratis tidak dibayar. Saya bayangkan 25 tahun ke depan Sulawesi Barat menjadi Singapura-nya indonesia,” tutupnya.

Reporter: Sudirman Syarif