Pandemi Corona Kacaukan Ekonomi, Defisit di Amerika Melonjak

Laporan : VOA Indonesia

Badan non-partisan itu mengatakan defisit anggaran Amerika akan membengkak dari $1 triliun menjadi $3,7 triliun tahun ini, dan mengatakan tingkat pengangguran akan naik dari 3,5% pada Februari lalu menjadi 16% pada September mendatang.Diperkirakan setelah September angka pengangguran akan turun, tetapi tetap dalam dua digit hingga tahun 2021.

Laporan itu memberi tekanan pada pemerintah Amerika ketika berupaya menyeimbangkan keprihatinan atas defisit anggaran federal yang terus meningkat dengan disetujuinya anggaran stimulus untuk mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi ini.

Presiden Donald Trump hari Jumat (25/4), menandatangani paket bantuan bernilai $484 miliar untuk memperluas dukungan tambahan bagi pinjaman usaha kecil dan sekaligus membantu rumah-rumah sakit memperluas pengujian Covid-19.Anggaran itu adalah bagian dari lebih $3 triliun yang dikeluarkan pemerintah Amerika untuk mendorong perekonomian.

Kelompok negara-negara G20, Jumat pagi, menyerukan pada “seluruh negara, organisasi internasional, sektor swasta, institusi filantropi dan individu-individu” untuk berkontribusi dalam upaya bersama memberantas Covid-19, dan menetapkan target hingga $8 miliar.

Sebuah forum internasional bagi pemerintah dan pemimpin bank sentral dari 19 negara dan Uni Eropa, hari Jum’at, mengatakan G20 sudah mengumpulkan $1,9 miliar.Arab Saudi, yang saat ini menjabat sebagai presiden G20, menyumbang $500 juta.

“Tantangan global menuntut solusi global, dan inilah saat bagi kita untuk berdiri dan mendukung kompetisi untuk menghasilkan vaksin dan langkah-langkah teraputik lainnya untuk melawan Covid-19,” ujar Sherpa Fahad Almubarak dari Arab Saudi.

Ditambahkannya, “kami memuji upaya pendanaan yang ada dari seluruh dunia dan menggarisbawahi urgensi untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan.”

Jumlah warga Amerika yang meninggal akibat virus mematikan ini pada hari Jumat menembus angka 50 ribu.Alih-alih prihatin dengan jumlah korban meninggal ini, sejumlah negara bagian justru mengaktifkan kembali kegiatan perkenomian mereka.

Negara bagian Georgia dan Oklahoma mengijinkan dibukanya kembali salon, spa dan salon potong rambut. Sejumlah pemilik bisnis ini mengatakan masih terlalu dini untuk memulai kembali operasi mereka dan khawatir hal ini akan memicu penularan gelombang kedua, meskipun mereka terhimpit kesulitan ekonomi jika tidak segera membuka kembali usahanya.

Di Alaska, para pejabat mengijinkan restoran melayani pelanggan yang ingin makan di restoran; sementara toko-toko eceran juga diijinkan buka kembali. [em/pp]