Laporan: Naim Irmayani
MANDARNESIA.COM, Karombang — Mahasiswa Akademi Keperawatan YPPP Wonomulyo melakukan sosialisasi pencegahan stunting di Aula Kantor Desa Karombang, Kecamatan Bulo. Acara ini bertema Cegah Stunting dengan Memanfaatkan Pekarangan Baik Hewani maupun Nabati, Selasa, (23/10).
Dosen Akademi Keperawatan YPPP Wonomulyo, Imran Yaman.S.Kep.Ns.M.Kes menyampaikan materi tentang bagaimana mengedukasi masyarakat hingga sampai ke sasaran.
“Upaya pencegahan stunting dapat terlaksana dengan baik dan dapat langsung dipraktekkan, sehingga penting untuk melakukan sosialisasi secara lansung,” jelas Imran dalam materinya.
Kegiatan penyuluhan ini sebagai wujud pengabdian masyarakat dalam Tri Darma Perguruan Tinggi, juga salah satu bentuk penatalaksanaan mata kuliah Promosi Kesehatan yang dijalaninya sebagai tugas perkuliahan menggandeng Puskesmas Bulo sebagai narasumber pada pelaksanaan tersebut.
Pemerintah desa beserta aparatur desa, BPD, Tokoh Masyarakat, PKK, Kader Posyandu, KPM (Kader Pembangunan Manusia), Posyandu Ceting, dan Karang Taruna hadir. Peserta berjumlah 42 orang. Agenda ini dilatarbelakangi oleh tingginya kasus stunting di Desa Karombang yang mencapai 36,5 %.
Data tersebut di atas diambil per bulan September 2023 sehingga sosialisasi pencegahan dan penanganan stunting yang dijadikan sebagai desa binaan dan sampel dapat mengedukasi dan memberdayakan masyarakat.
Acara juga dirangkau perjanjian kerjasama antara perguruan tinggi dan pemerintahan desa.
Sekar Arum di sela pemaparan materinya menyampaikan edukasi tentang pemanfaatan pekarangan dengan ditanaminya sayur mayur, toge, dan budidaya ternak unggas (ayam dan bebek) yang dapat memenuhi asupan nutrisi pada sasaran 1000 HPK.
“Tanaman dan hewan yang dipelihara sebagai pemenuhan nutrisi dengan asupan protein yang tinggi dan vitamin serta menunjang penambahan pendapatan keluarga dengan orientasi ekonomi. Salah satunya dapat menurunkan angka kemiskianan ekstrim. Warga desa secara mandiri dapat menyediakan menu nurtisi yang seimbang untuk pemenuhan nutrisinya dengan memperhatikan empat bintang di isi piringku,” ucap Arum, Dosen Akper YPPP Wonomulyo.
Program mahasiswa ini sebut Arum, bersinergi dengan hasil rembuk stunting yang dipelopori oleh KPM (Kader Pembangunan Manusia) dan difasilitasi oleh pemerintah desa yang sudah dilaksanakan beberapa bulan yang lalu.
Ini dijadikan sebagai komitmen desa dalam mewujudkan implementasi hasil rembuk stunting dan dituangkan dalam penyusunan APBDES (Anggaran Pendapatan Belanja Desa), dan selaras dengan program prioritas baik tingkat nasional maupun di daerah.
Dari itu beberapa rekomendasi hasil pertemuan tersebut disimpulkan. Peningkatan kapasitas kader posyandu PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) dalam transformasi informasi melalui konseling dan edukasi pemenuhan nutrisi menciptakan menu PMT (Pemberian Makanan Tambahan) secara mandiri dengan menggunakan pangan lokal.
Juga meningkatkan kinerja dari kader posyandu terutama pada meja empat yakni edukasi gizi. Serta memberikan tantangan terhadap PKK yang salah satu program 10 hati program PKK, yakni pada urutan keempat adalah pangan.
Peranan PKK sangat penting untuk menentukan keberhasilan sebuah program.
Tingkat kesulitan terkendala oleh kesadaran pengetahuan warga yang masih rendah dalam memanfaatkan pekarangan. Serta mengajak stakeholder untuk bersama memberikan peningkatan kapasitas baik terhadap PKK, KWT dan peran pemuda.
Pemerintah Desa Karombang sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas program pengabdian masyarakat untuk membantu desa dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di desa. (nim/wm/*)