Pesan yang Melekat dari Ibadah Puasa

Oleh : Ilham Sopu 

Dalam suatu hadis Nabi disebutkan bahwa “setiap anak Adam dilahirkan dalam keadaan suci, kedua orang tuanyalah yang membuat dia yahudi, Nasrani atau majusi”.  Dengan memperhatikan hadis ini, bahwa manusia itu asalnya adalah makhluk yang suci.

Namun dalam perjalanan kehidupannya, mereka mengalami kontaminasi dengan lingkungannya, yang disimbolkan dengan hadis di atas dengan simbol yahudi, nasrani, dan majusi. Dan Tuhan tidak begitu saja, melepas manusia tanpa difasilitasi atau dikawal dengan alat yang dapat menjaga atau menjatuhkan dari misi kemanusiannya.

Fasilitas yang diberikan kepada manusia adalah agama, dalam agama itu ada perintah yang dijalankan dan ada larangan yang harus dihindari. 

Kelima rukun Islam semuanya akan membawa manusia kejalan kesucian. 

Agama mendampingi manusia dalam menjalankan tugas kemanusiaannya di muka bumi ini. Agama adalah fitrah dari Tuhan yang menjadi sumber rujukan manusia agar tetap berada dalam kesucian manusia.

Semua ajaran ini sudah dirancang untuk mengembalikan manusia keasal kesuciannya. Salah satu rukun Islam itu adalah puasa, dan orientasi dari puasa ini adalah mensucikan ruhani manusia.

Dengan puasa manusia dapat memanfaatkan ruhaninya sebagai tempat untuk berkomunikasi secara ke dalam, habl min naps. Dengan bersihnya ruhani, manusia dapat menjadikannya sebagai tempat untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri.

Itulah yang pernah dipesankan oleh Nabi kepada sahabatnya, untuk meminta fatwa kepada hati dan nuraninya.

Mintalah fatwa kepada hati nuranimu wahai wabisah, kata Nabi, bahwa kebenaran itu adalah apa yang membuat hatimu dan jiwamu tenang. Artinya ketika kita mengerjakan sesuatu dan hati dan jiwa kita tenang, maka itu adalah suatu kebenaran atau kebaikan.

Sedangkan dosa adalah apa yang membuat hati dan jiwamu tidak tenang. Ajaran agama akan memberikan kita jalan untuk menuju kebenaran yakni dengan mensucikan perjalanan dalam proses menjalani kehidupan sehingga selamat di dunia dan di akhirat kelak.

Setidaknya dalam puasa ini, kita akan mendapatkan pelajaran yang sangat berharga terkait dengan manfaat yang akan kita dapatkan ketika menjalankan ibadah puasa dengan baik.  Ada beberapa pesan yang sangat melekat dalam ibadah puasa;

Pertama, kita akan merasakan kemahahadiran Tuhan, kita merasakan Tuhan sangat dekat dengan kita. Ini terbukti bahwa dimanapun dan kapan pun kita berada, sanggup menahan diri untuk tidak makan dan minum, meskipun lapar dan haus semata-mata karena kepasrahan kita pada-Nya.  Dan memang potensi untuk dekat kepada Tuhan, itu ada pada diri manusia.

Dengan berpuasa dengan baik, yakni menahan lapar,haus serta ucapan-ucapan yang tidak senonoh, ucapan-ucapan yang buruk kepada saudara-saudara kita itu akan dapat membatalkan atau mengurangi nilai pahala puasa kita.

Itulah pelajaran pertama yang dapat kita petik dari ibadah puasa, yakni merasakan kedekatan dengan Tuhan, karena berfungsinya ruhani kita sebagai fasilitas yang sangat berharga dalam diri kita yang merupakan pemberian dari Tuhan.

Manusia sangat beruntung karena memiliki fasilitas ruhani sehingga dapat mendeteksi suatu kebenaran atau kesalahan, lewat konsultasi langsung dengan diri sendiri atau lewat ruhani.

Kedua, dalam ibadah puasa adalah kesanggupan menunda kenikmatan jasmani yang bersifat sesaat, sesungguhnya kita tengah melakukan investasi kenikmatan yang lebih agung dan sejati di hari depan. Ini bisa digambarkan atau divisualisasikan secara sederhana adalah kenikmatan diwaktu berbuka puasa.

Waktu berpuasa dari waktu fajar sampai magrib, adalah waktu yang sangat singkat untuk tidak melakukan aktivitas makan, minum dan larangan-larangan lainnya, demi untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih besar atau agung.

Ketiga adalah mengajarkan untuk menumbuhkan dan mempertajam kepekaan sosial yaitu berbagi rasa dan berempati dengan derita orang lain.

Perintah mengeluarkan zakat fitrah dipenghujung bulan ramadan secara fungsional dan simbolik mencerminkan adanya sasaran sosial yang hendak diraih dengan melakukan ibadah puasa yaitu suatu komitmen moral dan keprihatinan sosial untuk mempersempit jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

Tiga pesan dari ibadah puasa tersebut diatas adalah merupakan suatu bentuk kualitas kemanusiaan yang dihasilkandari ibadah puasa dan itu juga menjadi ukuran dari orang menjalankan ibadah puasa.

Oleh sebab itu, sebagai bentuk perintah untuk berpuasa sebagaimana perintah-perintah lainnya, untuk memanfaatkan dengan baik bulan ramadan, berpuasa dengan mensucikan diri sehingga kualitas kemanusiaan kita semakin mencerminkan manusia-manusia yang bertaqwa dan semakin dekat kepada Tuhan, punya visi kemanusiaan jauh ke depan dan semakin punya kesadaran atau kepekaan sosial terhadap sesama.

Selamat memasuki ibadah puasa, semoga kita semua masuk kategori orang-orang yang bertaqwa, laallakum tattaqun.

(Bumi Pambusuang, 10 Maret 2024)