Melihat Abrasi Pantai Samalio dari Citra Satelit

Reporter: Sudirman Syarif

MALUNDA, mandarnesia.com — Pengikisan pesisir di Desa Mekatta, Kecamatan Malunda, Majene dari tahun ke tahun akibat penambangan pasir, dapat dilihat dari hasil rekaman citra satelit. Google earth membandingkan garis pantai tersebut di tahun 2006, 2011, 2016 dan 2020. Hasilnya terjadi pergeseran yang mengubah garis pantai.

Pemerhati Lingkungan Pesisir Ridwan Alimuddin menyampaikan, menurut perhitungan kasar dengan membuat garis di sepanjang lengkungan, setidaknya dua hektar garis pantai yang hilang.

“Apakah itu karena penambangan pasir? Bisa jadi, kalau memang kawasan diambil pasirnya itu yang berkurang atau tergerus pantainya. Maksudnya harus dibandingkan pantai di utara atau selatan teluk kecil di pantai Samalio,” kata Ridwan beberapa waktu lalu.

Misalnya, tempat lain tidak seberapa abrasinya, sedang di Samalio sangat signifikan. Maka patut diduga itu disebabkan oleh aktivitas penambangan pasir.

“Tahun lalu saya kelilingi dan mengukur semua pulau di Kepulauan Balaba-lakang, juga terjadi abrasi. Membandingkan data riset Unhas dengan data saya, rata-rata berkurang 3 hektare untuk semua pulau. Kalau di sana, kayaknya disebabkan kegiatan penangkap ikan yang merusak lingkungan, misalnya membom dan membius ikan. Faktor pemanasan global kayaknya juga ada pengaruh,” jelasnya.

Melihat kasus di Samalio ia menilai, dulu populasi masih sedikit. Lama-lama orang buat rumah batu. Belum lagi kalau dipakai bangun sekolah, mesjid, perkantoran.

Gambar: Muhammad Ridwan Alimuddin