POLEWALI–Bahasa Mandar diambang kepunahan? Inilah salah satu topik yang sering memicu keprihatinan banyak pihak di Sulawesi Barat. Meski jumlah penuturnya relatif masih sangat banyak saat ini, namun beberapa kalangan menilai bahwa tak perlu menunggu di gerbang kepunahan, baru semua orang akan bertindak.
Direktur mandarnesia.com Wahyudi Muslimin mengemukakan, untuk menjadi bagian penting dari upaya menjaga kelestarian ragam bahasa Mandar, situs online yang digawanginya telah memulai langkah awal dengan merilis berita berbasa Mandar setiap pekan.
“Ini hal yang tak mudah, karena memerlukan staf khusus untuk menerjemahkan berita berbahasa Indonesia ke dalam bahasa Mandar,” sebut Wahyudi yang juga pendiri Gerbang Visual, sebuah penerbitan buku berbasis lokal pertama di Sulawesi Barat, Sabtu (25/11/2017).
Mulai akhir November, pembaca berita di situs online ini akan dapat membaca sejumlah berita dengan konten basa Mandar. Meski belum akan berisi 100 persen terjemahan kata per kata, namun hal ini dianggap sebagai semangat pelestarian kekayaan lokal.
“Kami akan memulai dari berita pilihan, jadi pembaca akan memiliki berita pembandingnya. Media harus menjadi pelopor atau benteng pertama bagi bahasa daerah Mandar. Ini kekayaan lokal yang adiluhung,” sebut alumnus Kota Gudeg, Jogyakarta ini, Sabtu malam.
Ide yang disebut Wahyudi sebagai hal tak mudah. “Tapi muaq tania ita mendolo mappogau, namahara innnai tau…” Kalau bukan kita yang memulai, kita akan berharap pada siapa? Kira-kira demikian contohnya.
Sumber Ilustrasi : hargo.co.id
#SudirmanSyarif