Dispop Polman Bekali Pengelola Wisata Bikin Suvenir dari Bambu

MANDARNESIA.COM, Binuang — Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Polewali Mandar di bawah kepemimpinan Dr. Aco Musaddad HM terus melakukan inovasi.

Seperti KKN Kolaboratif Kepariwisataan yang dikerjasamakan dengan 6 (enam) Perguruan Tinggi diantaranya Universitas Al-Asyariah Mandar, IAI DDI Polman, STAIN Majene, STIKES Biges Polman, STEB Polewali dan Institut Teknologi Bisnis (ITB) Muhammadiyah Wonomulyo yang akan dilepas oleh Bupati Polewali Mandar H, Andi Ibrahim Masdar 8 Agustus mendatang. Lalu mereka akan bergerak ke desa-desa di Polewali Mandar untuk memberikan pendampingan terkait potensi kepariwisataan dan ekonomi kreatif yang ada di desa.

Kegiatan ini juga melibatkan  unsur pentahelix diantaranya OPD terkait, badan usaha, media dan komunitas.

Kemudian di Rawabangun, Desa Batetangnga, Kecamatan Polewali Mandar Rabu, 2 Agustus 2023 Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Polewali Mandar menghelat pelatihan pembuatan suvenir bagi pelaku ekraf dan kelompok sadar wisata atau Pokdarwis objek wisata kabupaten Polewali Mandar.

Pelatihan kali ini menggunakan bahan baku yang potensinya melimpah dan merata di Polewali Mandar. Pelatihan menggunakan bambu sebagai bahan baku suvenir berupa loncengan angin dan kipas dari bambu.

Kepala Bidang Pengembangan dan Promosi Wisata Sidrayani, S.S. M.M. menyebut upaya ini untuk meningkatkan keterampilan pelaku ekraf dan Pokdarwis, sehingga mereka bisa membuat dan menyediakan suvenir.

“Utamanya menggunakan bahan baku potensi lokal yang ada di wilayahnya masing-masing. Contohnya yang sedang kami buat ini adalah pelatihan pembuatan souvenir berbahan bambu, menjadi lonceng angin dan kipas” jelas Sidrayani kepada mandarnesia.com, Rabu, (2/8/2023).

Plt. Kepala Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata Polman Dr. Aco Musaddad mengharapkan kehadiran sebagai peserta di pelatihan ini bisa menjadi sumber pendapatan dan menjadi tambahan penghasilan bagi pengelola objek wisata.

“Yang hadir di sini adalah perwakilan Pokdarwis, ada destinasi wisatanya sehingga tempat wisata memiliki souvenir khas,” sebut Aco Musaddad.

Dia mengambil contoh destinasi Rawabangun sudah puluhan tahun ada, tapi belum memiliki suvenir. “Padahal setiap musim liburan objek wisata khususnya di Binuang ini ribuan orang datang ke sini, kepulangan mereka tidak membawa oleh-oleh berupa suvenir,” urai Aco Musaddad.

Kepala dinas yang suka traveling Aco Musaddad ini memberikan contoh bahwa setiap ke Borobudur selalu ada inovasi di sana. Dia menjelaskan sebagai alumni dari Yogyakarta tahun 90-an menyebut dulunya di Borobudur belum ada apa-apa hanya berupa batu berbentuk stupa.

“Di sana selalu ada perubahan dan inovasi, perkembangan yang terbaru ada dipersewakan mobil off-road dipakai melewati desa-desa yang selalu menyediakan suvenir. Jadi di tempat wisata itu harus kreatif, harus ada hal-hal baru, ini yang perlu kita bangun,” harap alumni S1 hingga S3 di Universitas Negeri Yogyakarta Sunan Kalijaga ini.

“Terakhir saya masuk ke Borobudur dibuat kompleks lokasi rumah-rumah vintage dan di dalamnya ada lagi yang jual suvenir,” tambahnya.

Menurutnya bahwa seperti itu juga yang seharusnya di lokasi wisata di Polewali Mandar. “Nah melalui pelatihan pembuatan suvenir ini semoga bisa memberikan inovasi terhadap pengelola objek wisata dan pelaku ekraf sehingga bisa menyediakan suvenir di desanya,” harap Aco Musaddad.

Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata pun telah bekerja sama dengan Unasman melalui program dari Kemdibudristek untuk membuat rumah kreatif, dimulai dari Desa Pappandangan. “Harapan kami tidak hanya di Pappandangan saja dibuat, tapi nantinya di setiap obyek wisata akan ada rumah kreatif yang dikelolah pengelolah obyek wisata berdsama masyarakat setempat dalam rangka untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran di Polewali Mandar,” tutupnya. (WM/*)