Bila Pewarta Berikrar Pemilu Damai

Bila Pewarta Berikrar Pemilu Damai -

Oleh Ayub Kalapadang

SEBUAH mobil berplat khusus kepolisian terparkir tepat di depan Warkop Puang yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo, Mamuju. Jumat pagi.

Tak tampak polisi remaja yang memakai Pakaian Dinas Lapangan (PDL), atau truk dalmas layaknya menghadapi situasi demonstrasi atau kejadian huru-hara.

Tetapi, yang ada puluhan awak media berkumpul untuk menghadiri undangan kopi morning yang digagas pihak Humas Polda Sulbar sejak Rabu kemarin. Beberapa anggota Humas lainnya juga siap ditugaskan mendokumentasikan jalannya pertemuan.

Sosok wanita berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi itu duduk di tengah-tengah kumpulan direktur, pimpred, wartawan dari masing-masing media dan beberapa perwira polisi lainnya.

Kedekatannya dengan pewarta dari berbagai media, baik cetak maupun online mengalir bak pertemuan seorang anak dan Ibunya. Hingga sapaan Bunda dari wartawan cukup familiar kerap terdengar.

Sebenarnya, pertemuan dengan wartawan bukan kali pertama dilakukan kepolisian. Sudah tak terhitung lagi edisi pertemuan model copi morning tercipta. Pembahasannya pun tak jauh dari perkembangan penanganan kasus maupun bersifat mempererat hubungan silaturahmi.

Humas Polda Sulbar membuka pertemuan setelah itu dilanjutkan Direktur Radar Sulbar, Mustafa Kufung yang mengungkap ide dalam pertemuan itu.

Beberapa inti pembicaraan pun mulai tercetus, khususnya Deklarasi Pemilu Damai yang mendapat dukungan dari wartawan untuk segera digaungkan di tengah tuntutan pewarta profesional.

Setelah itu beberapa masukan dari peserta mewarnai jalannya pertemuan. Poin pernyataan deklarasi akhirnya dapat dihasilkan.

Dengan semangat bersama, deklarasi pun diucapkan secara serentak, dan mengikuti salah satu perwakilan awak media.

“Pertama, kami wartawan Indonesia akan senantiasa mendukung terciptanya rasa aman dan damai,” ucap Ashari Rauf seraya diikuti peserta lainnya.

“Kedua, bekerja berdasarkan moral dan etika profesi. Ketiga, senantiasa berpegang teguh pada kepentingan publik dan tidak memanfaatkan profesi demi kepentingan pribadi. Keempat, akan selalu bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat dan berimbang,” tegasnya.

“Kelima, menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya. Keenam, menolak keras berita hoax, SARA dan yang ingin memecah belah bangsa dan negara. Ketujuh, menjungjung tinggi dan mengutamakan nilai-nilai budaya serta kearifan lokal,” sambungnya lagi.

Pihak kepolisian berkomitmen akan selalu mendukung produk jurnalistik yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Kami mendukung dan mengapresiasi kegiatan dari deklarasi. Tapi kalau lebih banyak mudaratnya dari pada manfaatnya maka harus dipilah-pilah beritanya, mana yang lebih bermanfaat untuk masyarakat,” pungkas Mashura sambil menutup pertemuan dengan wartawan.