Aksi ABM dalam Percepatan Perbaikan Pasca Gempa

Laporan: Sudirman Syarif

MAMUJU, Mandarnesia.com — Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar menyebut saat ini Pemerintah berfokus pada percepatan perbaikan pasca bencana, dengan mengedepankan basis data yang valid.

“Ke depan kita merubah cara lama yang lamban, tetapi bekerja secara cepat dalam perbaikan kedepankan basis data yang valid,” katanya dalam sosialisasi hasil kajian geologi terpadu pasca gempa Mamuju-Majene 6,2 M, Rabu (14/4/2021).

Menurutnya, penataan ruang sangat penting di Sulbar, misalnya penataan kawasan yang aman bencana dan lainnya.

“Dari sosialisasi kajian ini, kami harapkan pendampingan dari Badan Geologi untuk bisa bersama-sama belajar dari musibah lalu, sehingga dapat meminimalisir dampak bencana yang tidak bisa kita prediksi kedepannya,” tutupnya.

Pemerintah mengungkapkan, selain kerugian material, musibah gempa bumi pada 15 Januari lalu, juga mengakibatkan adanya korban jiwa. Tercatat, terakhir jumlah korban jiwa sebanyak 108 orang dari dua kabupaten.

Sedangkan, kerugian akibat dampak bencana telah meluas ke tiga kabupaten yang sebelumnya hanya ada dua kabupaten. Dari data validasi dan review APIP BPBD yang baru rilis beberapa waktu, jumlah rumah rusak kurang lebih sebanyak 14.000 unit.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono mengatakan, Badan Geologi memiliki tugas dan fungsi penelitian, penyelidikan dan pelayanan di Bidang Informasi Geologi.

“Hari ini kita membahas penelitian, penyelidikan, dan pelayanan di bidang mitigasi kebencanaan pasca gempa Mamuju dan Majene pada 15 Januari 2021,” kata Eko Budi.

Eko Budi mengungkapkan, Badan Geologi telah mengirimkan tim yang berasal dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, dan juga Pusat Air Tanah Geologi Tata Lingkungan, untuk mengambil data-data yang diperlukan, sabagai bahan untuk analisis dan rekomendasi pasca bencana.

“Fungsinya nanti, mudah-mudahan ini bisa diterapkan di Sulbar dalam rangka penataan ruang kedepannya. Oleh karena itu, diharapkan hasil yang diberikan agar menjadi bahan evaluasi awal bagi para pengambil kebijakan, perencana, dan pembangunan infrastruktur,” pungkasnya.